Hukum Membayar Zakat Sebelum Waktunya
Para ulama bersilang pendapat dalam masalah ini, sebagian ulama melarang dan sebagian yang lain membolehkan.
Wallahu a’lam, pendapat yang lebih kuat menurut penulis adalah pendapat yang membolehkan penyegeraan pembayaran zakat sebelum waktunya, dengan syarat harta telah mencapai nisab.([1]) Ini merupakan pendapat mazhab Syafi’i, Hanbali, mayoritas ulama mazhab Hanafi, dan mayoritas ulama lainnya. ([2])
Dalil yang menunjukkan hal ini adalah Rasulullah ﷺ pernah membolehkan penyegeraan zakat bagi pamannya yaitu al-Abbas radhiallahu ‘anhu. Dari Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu berkata,
أَنَّ الْعَبَّاسَ سَأَلَ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى تَعْجِيلِ صَدَقَتِهِ قَبْلَ أَنْ تَحِلَّ فَرَخَّصَ لَهُ فِى ذَلِكَ
“Al-Abbas bertanya kepada Nabi ﷺ, ‘Bolehkah mendahulukan penunaian zakat sebelum mencapai haul.’ Kemudian Rasulullah ﷺ memberikan keringanan dalam hal itu. ”([3])
Berangkat dari hadis ini, sebagian ulama yang membolehkan penyegeraan pembayaran zakat pun memberi syarat bahwa penyegeraan pembayaran zakat tidak boleh lebih dari 2 haul.([4])
([1]) Adapun menyegerakan zakat sebelum harta mencapai nisab maka para ulama sepakat melarangnya. Ibnu Qudamah rahimahullah berkata,
وَلَا يَجُوزُ تَعْجِيلُ الزَّكَاةِ قَبْلَ مِلْكِ النِّصَابِ، بِغَيْرِ خِلَافٍ عَلِمْنَاهُ
“Tidak boleh menyegerakan pembayaran zakat sebelum jatuh nisab, dan tidak ada perselisihan akan hal ini sepengatahuanku.” [Lihat: Al-Mughni (2/471)].
([2]) Lihat: Nihayah al-Muhtaj (3/141), al-Mughni (2/470), dan Mukhtashar ikhtilaf al-Ulama (1/455).
([3]) HR. Abu Dawud No. 1624, Ahmad No. 81576, Ibnu Majah No. 1464 dan dinyatakan hasan oleh al-Albani dalam Irwa’ al-Ghalil (3/347).