Dampak Buruk Kezaliman di Dunia dan di Akhirat
Oleh DR. Firanda Andrirja, Lc. MA.
Dampak buruk kezaliman di dunia
- Akan diberi balasan hukuman
Perlu untuk kita ketahui bahwasanya kezaliman yang kita lakukan akan dibalas oleh Allah di dunia, cepat atau lambat. Oleh karenanya, dalam sebuah hadis qudsi Allah ﷻ berfirman kepada orang-orang yang terzalimi,
بِعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
“Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu (orang-orang yang dizalimi) meski setelah beberapa saat (nanti).”([1])
Kemudian juga, Nabi Muhammad ﷺ telah bersabda,
إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ قَالَ: ثُمَّ قَرَأَ: {وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ القُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ}
“Sesungguhnya Allah akan menangguhkan siksaan bagi orang yang berbuat zalim. Dan apabila Allah telah menghukumnya, maka Dia tidak akan pernah melepaskannya.” Kemudian Rasulullah membaca ayat yang berbunyi, ‘Begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu sangat pedih dan keras.’ (QS. Hud: 102).”([2])
Lihatlah Firaun yang telah berbuat zalim selama puluhan tahun terhadap Bani Israil. Namun, Allah ﷻ biarkan dia berbuat zalim dari waktu ke waktu, karena ada waktu yang telah Allah ﷻ siapkan untuk membinasakannya, dan waktu itu dia tidak dapat lepas dari siksaan Allah ﷻ.
Nabi Muhammad ﷺ juga bersabda,
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الْآخِرَةِ، مِنَ الْبَغْيِ، وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
“Tidak ada perbuatan dosa yang akan di segerakan siksanya bagi pelakunya oleh Allah di dunia dan di sisakan baginya di akhirat melainkan berbuat zalim dan memutus silaturahmi.”([3])
Sungguh mengerikan, berbuat zalim dan memutus silaturahmi akan disegerakan balasannya di dunia, dan juga akan disisakan balasannya di akhirat kelak.
Ketahuilah, seseorang yang berbuat zalim mungkin awalnya akan merasa seperti orang yang menang dan bahagia di dunia, akan tetapi bagaimana ujungnya? Dia akan sengsara kelak. Sesungguhnya akan ada masa seseorang yang berbuat zalim berhenti dengan kezalimannya, dan yang terjadi kemudian adalah Allah ﷻ akan memberikan hukuman baginya di dunia sebelum hukuman di akhirat. Jika sekiranya Allah ﷻ tidak memberikan hukuman di dunia, tentu hukumannya di akhirat jauh lebih besar lagi.
- Didoakan keburukan oleh orang yang dia zalimi
Di antara alasan mengapa kita harus berhati-hati terhadap kezaliman adalah doa keburukan dari orang yang kita zalimi. Sungguh mengerikan jika akhirnya kita meninggal dalam keadaan suulkhatimah karena doa orang yang kita zalimi. Oleh karenanya dalam hadis Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
اتَّقِ دَعْوَةَ المَظْلُومِ، فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
“Berhati-hatilah kamu terhadap doanya orang yang dizalimi karena antara doanya dan Allah tidak ada penghalangnya.”([4])
Bahkan dalam hadis yang lain Nabi Muhammad ﷺ mengatakan,
وَإِنْ كَانَ فَاجِرًا فَفُجُورُهُ عَلَى نَفْسِهِ
“Meskipun yang berdoa orang yang fajir (pelaku maksiat), kefajirannya itu untuk dirinya sendiri.”([5])
Dalam riwayat yang lain juga Nabi Muhammad ﷺ mengatakan,
اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، وَإِنْ كَانَ كَافِرًا، فَإِنَّهُ لَيْسَ دُونَهَا حِجَابٌ
“Berhati-hatilah kalian dari doa orang teraniaya meskipun orang kafir, karena doa yang diucapkannya tiada penghalang.”([6])
Riwayat-riwayat hadis dengan tegas menjelaskan bahwasanya doa orang yang terzalimi akan dikabulkan oleh Allah ﷻ. Meskipun yang berdoa adalah pelaku maksiat, dan bahkan meskipun orang kafir, selama mereka dizalimi dan berdoa keburukan, maka bisa jadi keburukan itu kembali kepada orang yang menzalimi. Oleh karenanya, Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda tentang orang kafir,
أَلَا مَنْ ظَلَمَ مُعَاهِدًا، أَوِ انْتَقَصَهُ، أَوْ كَلَّفَهُ فَوْقَ طَاقَتِهِ، أَوْ أَخَذَ مِنْهُ شَيْئًا بِغَيْرِ طِيبِ نَفْسٍ، فَأَنَا حَجِيجُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Ketahuilah bahwa barang siapa yang menzalimi orang kafir yang menjalin perjanjian dengan Islam atau mengurangi haknya atau membebaninya di atas kemampuannya atau mengambil darinya sesuatu yang ia relakan maka aku adalah orang yang akan membelanya pada hari kiamat.”([7])
Dalil-dalil yang telah kita sebutkan menunjukkan bahwasanya tidak boleh seorang pun kita zalimi, meskipun dia orang kafir. Oleh karenanya, kalau orang kafir saja kita tidak boleh berbuat zalim terhadapnya, maka tentu terhadap seorang muslim lebih utama lagi bagi kita untuk tidak berbuat zalim terhadapnya. Ingatlah sabda Nabi Muhammad ﷺ,
المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Jangan dia menzaliminya dan jangan dia menyakitinya.”([8])
Ada begitu banyak kejadian yang penulis dengar akibat dari doa keburukan orang yang terzalimi. Di antaranya kisah seorang wanita yang merupakan istri kedua, namun dia dizalimi oleh suaminya, padahal suaminya adalah seorang dai. Maka sang wanita kemudian berdoa agar suaminya tersebut tidak diterima di mana pun. Akhirnya terjadi, tidak ada tempat yang mau menerima dakwahnya. Maka, bisa jadi hal tersebut adalah dampak dari doa istri yang dia zalimi terebut.
Dikisahkan juga, ada seorang pengusaha yang bekerja dengan beberapa orang. Akan tetapi, dia menzalimi salah seorang dari rekan kerjanya, maka rekan kerjanya tersebut berdoa agar Allah ﷻ tidak memberikan kelancaran bagi bisnisnya di mana pun dia berada. Akhirnya, di mana pun orang tersebut membuka bisnis, tidak ada yang berhasil. Bisa jadi, hal itu terjadi karena doa rekan kerjanya yang dia zalimi.
Wahai saudaraku, berhati-hatilah dalam masalah berbuat zalim, karena kita tidak tahu ketika orang yang kita zalimi berdoa dengan emosi, maka dia bisa berdoa dengan doa yang buruk. Tentu kita bersyukur ketika kita mendapati orang yang dizalimi malah berdoa ‘Ya Allah, ampunilah dia, sesungguhnya dia tidak tahu’. Namun, di mana bisa kita temui orang yang seperti itu di zaman sekarang? Sudah sangat langka kita dapati orang yang dizalimi lantas mendoakan ampunan bagi orang yang menzalimi. Justru, kebanyakan orang yang kita zalimi malah berdoa ‘Ya Allah, binasakanlah dia, susahkan keluarganya, buatlah dia miskin’, dan berbagai doa keburukan lainnya. Ingatlah wahai saudaraku, bahwasanya Allah ﷻ telah mengatakan,
بِعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
“Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu (orang-orang yang dizalimi) meski setelah beberapa saat (nanti).”([9])
Oleh karenanya, jangan sampai kita merendahkan orang lain dan jangan menghina orang lain. Ingatlah, ketika seseorang yang dizalimi berdoa keburukan dengan mengangkat tangan kepada Allah di malam hari, maka bahaya besar akan menanti orang yang menzaliminya, karena orang yang dizalimi hanya bersandar kepada Dzat yang Maha Kuat.
- Dampak buruk kezaliman di akhirat
Di antara hal yang perlu kita perhatikan dalam hal ini adalah bukan hanya manusia yang akan dikisas pada hari kiamat kelak, hewan-hewan pun akan dikisas. Dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ، مِنَ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ
“Benar-benar hak-hak itu pasti akan dikembalikan kepada pemiliknya pada hari kiamat kelak, hingga kambing bertanduk pun akan dituntut untuk dibalas oleh kambing yang tidak bertanduk.”([10])
Allah ﷻ juga telah berfirman,
“Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan.” (QS. At-Takwir: 5)
Dibangkitkan dan dikisasnya para hewan-hewan pada hari kiamat merupakan di antara satu bentuk keadilan Allah ﷻ. Hal itu Allah ﷻ lakukan agar kita sadar bahwasanya Allah ﷻ Maha Adil, karena jika hewan saja dikisas, maka manusia tentu akan dikisas.
Di antara bentuk kezaliman yang harus kita waspadai adalah kezaliman berkaitan dengan perkataan. Ketahuilah, bahwasanya satu saja perkataan menghina atau merendahkan orang lain, Allah ﷻ akan meminta pertanggungjawabannya pada hari kiamat kelak. Ingatlah, ketika seseorang telah disidang oleh Allah ﷻ, maka kezaliman yang kita lakukan akan dibayar dengan pahala yang kita miliki, dan jika pahala kita telah habis sedangkan masih ada kezaliman yang perlu kita bayar, maka dosa orang yang kita zalimi akan dipindahkan kepada kita. Oleh karenanya, Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda,
مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لِأَخِيهِ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهَا، فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، مِنْ قَبْلِ أَنْ يُؤْخَذَ لِأَخِيهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيهِ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ
“Barang siapa yang memiliki kezaliman terhadap saudaranya, hendaklah ia meminta dihalalkan, sebab dinar dan dirham di hari kiamat tidak bermanfaat, kezalimannya harus dibalas dengan cara kebaikannya diberikan kepada saudaranya, jika ia tidak mempunyai kebaikan lagi, keburukannya kawannya diambil dan dipikulkan kepadanya.”([11])
Disebutkan pula dalam sebuah riwayat, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Muhammad ﷺ bertanya kepada para sahabat tentang siapa orang-orang yang bangkrut. Maka para sahabat menjawab bahwasanya orang yang bangkrut itu adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta. Maka Nabi Muhammad ﷺ kemudian menjawab,
إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ، وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
“Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan pahala salat, puasa, dan zakat. Akan tetapi, ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain, serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka. Apabila pahalanya telah habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi, maka sebagian dosa dari setiap orang dari mereka yang dizalimi diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka.”([12])
Demikianlah dampak buruk di akhirat atas kezaliman yang dilakukan oleh seseorang di dunia. Maka dari itu, jika seseorang di antara kita memiliki kezaliman, hendaknya sebisa mungkin kita meminta maaf saat ini juga. Bahkan, Syaikh ‘Utsaimin pernah menjelaskan bahwa jika kita pernah menggibahi seseorang, lantas orang tersebut tidak mau memaafkan kita kecuali dengan kita membayar sejumlah uang kepadanya, maka bayarlah. Ingatlah, uang masih bisa dicari selama di dunia, akan tetapi ketika di akhirat kita sudah tidak bisa lagi mencari pahala.
Footnote:
_____
([1]) HR. Ibnu Majah No. 1752.
([3]) HR. Ibnu Majah No. 4211, dinyatakan sahih oleh Syaikh Al-Albani.
([5]) HR. Abu Daud Ath-Thiyalisi No. 2450 dalam musnadnya, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-ـJami’ ash-Shaghir No. 3382.
([6]) HR. Ahmad No. 12549, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ ash-Shaghir No. 119.
([7]) HR. Abu Daud No. 3052, dinyatakan sahih oleh Syaikh Al-Albani.