19. وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ نَسُوا۟ ٱللَّهَ فَأَنسَىٰهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
wa lā takụnụ kallażīna nasullāha fa ansāhum anfusahum, ulā`ika humul-fāsiqụn
19. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
Tafsir :
Maksudnya kalian lupa kepada Allah subhanahu wa ta’ala adalah meninggalkan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala([1]), karena makna النِّسْيَانُ An-Nisyan adalah الذُّهُوْلُ az-dzuhul yaitu lupa dan التَّرْكُ At-Tarku yaitu meninggalkan([2]), oleh karenanya para Ahli Tafsir mengatakan tentang firman Allah subhanahu wa ta’ala
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللّٰهَ
“Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa kepada Allah subhanahu wa ta’ala”
Maksudnya janganlah kalian meninggalkan perintah-perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan meninggalkan keimanan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Kemudian firman Allah subhanahu wa ta’ala
فَاَنْسٰىهُمْ اَنْفُسَهُمْۗ
“sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri.”
Artinya Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan mereka meninggalkan maslahat-maslahat untuk diri mereka([3]). Dan ini benar, seseorang jika sudah tenggelam dalam kekufuran atau kemaksiatan dia lupa bahwa dirinya butuh terhadap maslahat yang banyak untuk dirinya, masa depannya, untuk akhiratnya, dia lupa apa yang bermanfaat untuk kebahagiaannya. Dia tenggelam dalam kemaksiatan dan kelezatan yang kelezatan tersebut merenggut semua kebahagiaannya. Sering penulis sampaikan bahwa kemaksiatan bertolak belakang dengan kebahagiaan, memang benar dalam kemaksiatan terdapat kelezatan akan tetapi kelezatan tersebut akan merenggut kebahagiaannya, sejauh mana kita bermaksiat maka sejauh itu pula kebahagiaan kita berkurang. Contoh sederhana seorang lelaki yang tidak menjaga pandangannya dia akan berlezat-lezatan ketika melihat wanita cantik akan tetapi kebahagiaannya akan hilang, sehingga istrinya akan terlihat jelek hal ini dikarenakan dia membandingkan dengan wanita lain. Akan tetapi jika dia menundukkan pandangannya maka istrinya akan tetap terlihat cantik, dan ini benar-benar terjadi. Lihatlah orang-orang kafir yang mereka tidak pernah puas yang mereka banyak berzina namun mereka tidak pernah menemukan kebahagiaan yang akhirnya membuat mereka selalu kecanduan dan akhirnya mereka melakukan seksual yang aneh-aneh dan tidak menemukan kebahagiaan. Maka sejauh mana seseorang bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala maka dia akan dilupakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan dia lupa akan maslahat yang bagi dirinya tiba-tiba nyawanya dicabut oleh Allah subhanahu wa ta’ala, akan tetapi orang yang selalu ingat kepada Allah subhanahu wa ta’ala maka dia akan tahu maslahat untuk dirinya, istrinya, anak-anaknya dan apa yang disiapkan untuk akhiratnya semuanya dia pikirkan, dia bersedekah, membaca Al-Quran, shalat malam, dan membangunkan istrinya untuk shalat malam bersamanya, dan mendidik anak-anaknya untuk akhiratnya, jadi dia dijadikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk ingat selalu ingat tentang kemaslahatan dirinya, akan tetapi jika dia lupa kepada Allah dan meninggalkan Allah subhanahu wa ta’ala serta tenggelam ke dalam kemaksiatan maka dia akan lupa terhadap maslahat untuk dirinya, dan waktu terus berjalan tiba-tiba dia dipanggil oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dan ini banyak terjadi kepada manusia.
Kemudian firman Allah subhanahu wa ta’ala,
اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
“Mereka itulah orang-orang fasik”
Yaitu mereka yang lupa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, tidak menjalankan perintah Allah subhanahu wa ta’ala, lupa terhadap kemaslahatan diri mereka, tenggelam dalam kemaksiatan mereka kelezatan dunia, syahwat dan lainnya.
___________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Al-Qurthuby 18/43