20. لَا يَسْتَوِىٓ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ وَأَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ ۚ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ هُمُ ٱلْفَآئِزُونَ
lā yastawī aṣ-ḥābun-nāri wa aṣ-ḥābul-jannah, aṣ-ḥābul-jannati humul-fā`izụn
20. Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung.
Tafsir :
Di dunia ini orang-orang boleh saja berpacu dalam segala hal, namun pemenang yang sesungguhnya adalah yang menang di surga. Jika kita tidak bisa berpacu dengan orang dalam masalah dunia maka berpaculah dalam masalah akhirat. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan agar jangan sampai menjadi penghuni jahannam, maka hisablah diri kalian, bertakwalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, hati-hati dalam berbicara dan berbuat.