5. مَا قَطَعْتُم مِّن لِّينَةٍ أَوْ تَرَكْتُمُوهَا قَآئِمَةً عَلَىٰٓ أُصُولِهَا فَبِإِذْنِ ٱللَّهِ وَلِيُخْزِىَ ٱلْفَٰسِقِينَ
mā qaṭa’tum mil līnatin au taraktumụhā qā`imatan ‘alā uṣụlihā fa bi`iżnillāhi wa liyukhziyal-fāsiqīn
5. Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik.
Tafsir :
Ketika Nabi ﷺ menyerang Bani Nadhir, beliau perintahkan sebagian Sahabat untuk membakar sebagian pohon-pohon kurma yang itu merupakan sumber perekonomian mereka, pohonnya ditebang lalu dibakar, ditebang lagi lalu dibakar lagi yang bertujuan untuk membuat mereka ketakutan karena ternyata sumber penghidupan mereka dibakar oleh kaum muslimin sehingga mereka semakin takut. Nabi ﷺ sengaja memerintahkan untuk dibakar agar membuat mereka semakin takut. Ketika Nabi ﷺ melakukan pembakaran tersebut maka orang-orang Yahudi protes kepada beliau dan berkata bahwasanya Nabi-Nabi terdahulu tidak ada yang melakukan pembakaran seperti ini, bukankah engkau diutus untuk mengadakan perbaikan di muka bumi namun mengapa engkau melakukan perusakan maka ketika mereka berkata seperti itu. Nabi ﷺ menjadi tertegun dan memang mereka memiliki pengetahuan tentang Nabi-Nabi terdahulu. Yaitu Nabi-Nabi sebelumnya yang telah diutus tidak ada satupun yang melakukan perusakan, mereka (Yahudi) berkata kepada Nabi, “Mengapa engkau melakukannya sedangkan nabi-nabi sebelumnya tidak ada yang melakukan hal seperti ini padahal engkau diutus untuk melakukan kebaikan namun mengapa engkau membakar pohon-pohon kurma milik kami yang merupakan sumber ekonomi kami?”, demikian protes kaum Yahudi([1]). Lalu Allah menurunkan ayat ini:
مَا قَطَعْتُمْ مِنْ لِينَةٍ
“Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan berdiri di atas akarnya maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik”
Kata لِيْنَة dalam bahasa Arab makna asalnya adalah “lembut” namun yang dimaksud dalam ayat ini adalah pohon kurma yang mengisyaratkan bahwa di zaman dahulu jika seseorang memiliki pohon kurma maka sesungguhnya ia berada dalam hidup yang nyaman sehingga tidak perlu takut akan kelaparan karena ia bisa memakan kurma tersebut dan tidak perlu takut akan kemiskinan karena ia juga bisa menjual kurmanya oleh karena itu disebut sebagai لِيْنَةٌ dalam Bahasa Arab yang memiliki makna “kelembutan” dan “kenyamanan” bagi orang yang memiliki pohon kurma, dari sisi makanan yang enak dan ia juga bisa kembali menjualnya sehingga membeli makanan lainnya dan manfaat lainnya, oleh karena itu pohon kurma disebut dengan لِيْنَة.
Maka dalam ayat ini Allah membela Nabi-Nya ﷺ dengan firman-Nya:
مَا قَطَعْتُمْ مِنْ لِينَةٍ أَوْ تَرَكْتُمُوهَا قَائِمَةً عَلَى أُصُولِهَا فَبِإِذْنِ اللَّهِ
“Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan berdiri di atas akarnya maka (semua itu) adalah dengan izin Allah”, yakni Allah Ta’ala membenarkan ijtihad Nabi ﷺ tersebut untuk membakar pohon-pohon kurma karena pembakaran ini ada tujuannya yaitu membuat orang-orang Yahudi ketakutan dan bertekuk lutut, maka perbuatan tersebut memiliki tujuan walaupun memang yang demikian ini bukanlah kebiasaan Nabi ﷺ untuk melakukannya, beliau bukanlah orang yang suka membuat kerusakan di muka bumi hanya saja perbuatan ini dapat membuat perekonomian Yahudi dilemahkan oleh karena itu Nabi ﷺ melakukannya. Sebagian dari pohon-pohon kurma tersebut dibiarkan oleh Nabi ﷺ karena nanti itu akan diambil oleh kaum muslimin setelah kepergian Yahudi dari negeri mereka oleh karena itu tidak dibakar seluruhnya oleh Nabi ﷺ namun beliau hanya membakar sebagiannya saja. Seolah dalam ayat ini Allah ingin membela Nabi-Nya dengan berkata, “Apakah engkau ingin membakar pohon-pohon kurma tersebut, wahai Muhammad atau engkau biarkan maka semuanya itu telah aku izinkan” dan juga di antara tujuannya adalah sebagaimana yang Allah tutup dalam firman-Nya:
وَلِيُخْزِيَ الْفَاسِقِينَ
“… dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik…”
Yaitu, semua itu agar menjadikan orang-orang Yahudi tersebut terpukul, merasakan sakit hati dengan pohon-pohon kurma mereka dibakar sehingga tidak ada artinya lagi bagi mereka untuk bersikeras tinggal di tempat tersebut karena tidak ada lagi harta mereka dan sumber ekonomi mereka karena telah dibakar dan inilah di antara strategi perang Nabi ﷺ
_________________
Footnote :
([1]) Lihat Tafsir Al-Qurthubiy: 18/ 6 dan Tafsir Ibnu Katsir: 8/ 58..