1. سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۖ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
sabbaḥa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa huwal-‘azīzul-ḥakīm
1. Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Tafsir :
Pada awal surat ini, Allah menyebutkan bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi bertasbih mensucikan Allah karena Dia lah satu-satunya Tuhan yang mengatur alam semesta sehingga Dia satu-satunya Zat yang berhak untuk ditasbih dan disucikan, kemudian Allah berfirman:
…وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“…Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Oleh karena itu tidak ada yang bisa lepas dari penguasaan Allah dan tidak ada yang bisa lepas dari pengaturan Allah. Jikalau Allah berkehendak maka pasti akan terjadi. Akan tetapi Dia Maha Kuasa sekaligus Maha Bijaksana yang bermakna Kekuatan dan Keuasaan Allah tersebut lantas tidak menjadikan Allah melakukan perbuatan yang tidak benar dan semua yang Allah putuskan melainkan pasti ada hikmah dibalik itu semua, lain hal nya dengan manusia jika memiliki kekuatan mayoritasnya adalah tidak memiliki sifat bijaksana. Adakalanya seseorang memiliki power dan kekuatan namun itu menjadikannya tidak baik dalam melakukan tindakan dan tidak bijaksana. Keadaan sebaliknya ada juga orang yang memiliki sifat bijaksana namun tidak memiliki kekuatan maka ini pun kurang manfaatnya maka kebijaksanaannya tersebut hanyalah untuk dirinya dan tidak bisa diterapkan untuk orang lain. Adapun Allah maka Dia mencakup semua sifat terpuji tersebut Dia Maha Kuat, Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Pada ayat ini Allah mengisyaratkan bahwa apa yang Allah putuskan atas Bani Nadhir itu adalah keputusan yang terbaik dan itu keputusan yang amat bijak.