16. ءَأَمِنتُم مَّن فِى ٱلسَّمَآءِ أَن يَخْسِفَ بِكُمُ ٱلْأَرْضَ فَإِذَا هِىَ تَمُورُ
a amintum man fis-samā`i ay yakhsifa bikumul-arḍa fa iżā hiya tamụr
16. Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?
Tafsir :
Ayat ini merupakan peringatan bahwa meskipun Allah Subhanahu wa ta’ala berada di langit, jangan manusia merasa aman terhadap apa yang terjadi di bumi. Karena yang di langit mengetahui segala yang terjadi di atas muka bumi. Dan segala yang terjadi di atas muka bumi itu sesuai dengan keputusan yang ada di langit yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala. Dan para salaf menafsirkan firman Allah “Apakah kalian merasa aman terhadap Dia yang di langit” dengan mereka mengatakan bahwa maksudnya adalah apakah manusia merasa aman dari Allah Subhanahu wa ta’ala yang berada di atas langit? Ayat ini sekaligus menjadi dalil bahwa Allah berada di atas langit.
Adapun firman Allah Subhanahu wa ta’ala, فَإِذَا هِيَ تَمُورُ maknanya adalah bumi bergetar (bergerak) ([1]). Seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَتَبَخْتَرُ، يَمْشِي فِي بُرْدَيْهِ قَدْ أَعْجَبَتْهُ نَفْسُهُ، فَخَسَفَ اللهُ بِهِ الْأَرْضَ، فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِيهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Dahulu ada seseorang yang berjalan dan ia merasa bangga dengan gaunnya yang indah, tiba-tiba dia ditenggelamkan ke dalam bumi, dan diapun diguncang di dalam bumi hingga hari kiamat nanti.”([2])
Hadits ini menunjukan akan bahayanya kesombongan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan bahwa dahulu pernah ada orang yang berjalan dengan sombong dengan pakaiannya, akan tetapi kemudian dia dibenamkan ke dalam bumi dan diguncang hingga hari kiamat. Contohnya adalah Qarun, dimana Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَالَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ، وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ، فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ
“Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, ‘Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar’. Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, ‘Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar’. Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (Al-Qashash : 79-81)
Oleh karenanya jangan seseorang merasa aman, karena jika Allah Subhanahu wa ta’ala telah memiliki kehendak maka bisa jadi Allah Subhanahu wa ta’ala akan membenamkannya([3]). Dan betapa banyak peristiwa yang telah kita lihat dimana Allah Subhanahu wa ta’ala membenamkan manusia ke dalam bumi. Sungguh jika Allah Subhanahu wa ta’ala telah berkehendak, maka hal itu mudah bagi Allah, tinggal berkata “Kun” maka jadilah apa yang Dia kehendaki.
_________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Al-Baghawi 8/179 dan Tafsir Ibnu Katsir 8/180.