4. ثُمَّ ٱرْجِعِ ٱلْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنقَلِبْ إِلَيْكَ ٱلْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
ṡummarji’il-baṣara karrataini yangqalib ilaikal-baṣaru khāsi`aw wa huwa ḥasīr
4. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Tafsir :
Sebagian Ahli Tafsir mengatakan maksudnya adalah diperintahkan untuk melihat ciptaan Allah dua kali([1]), dan sebagian yang lain mengatakan bahwa diperintahkan untuk melihat ciptaan Allah berulang-ulang kali. ([2]) Artinya adalah Allah Subhanahu wa ta’ala mengatakan demikian karena langit tidak akan ada cacatnya. Ciptaan Allah Subhanahu wa ta’ala berupa langit tersebut sempurna, padahal:
- Langit menahan beban benda-benda langit yang begitu berat, seperti bintang-bintang, rembulan, planet-planet, matahari, dan galaksi-galaski. Akan tetapi ternyata langit tidak memiliki cacat sama sekali, tidak ada robeknya sama sekali, dan tidak ada pula ketidak rataan.
- Langit begitu luas, dan kita tahu kalau semakin luas maka potensi untuk robek atau retak semakin besar, akan tetapi hal ini tidak terjadi pada langit, padahal hal tersebut telah berlangsung mungkin jutaan tahun.
- Langit tersebut tegak tanpa tiang yang dilihat.
Adapun firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
يَنقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
“Niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.”
Artinya seseorang yang memperhatikan ciptaan Allah Subhanahu wa ta’ala, dia tidak akan mendapatkan kesalahan dan cacat pada langit yang Allah Subhanahu wa ta’ala ciptakan([3]). Dan Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu berkata tentang makna خَاسِئًا dengan mengatakan,
الْخَاسِئُ الَّذِي لَمْ يَرَ مَا يَهْوَى
“Al-Khasi’ (tidak menemukan sesuatu) yaitu tidak melihat apa yang dia ingin cari.”([4])
Artinya Allah Subhanahu wa ta’ala menantang manusia untuk mencari kesalahan dalam penciptaan langit tersebut. Bahkan pencarian tersebut diperintahkan untuk berulang-ulang. Maka bagaimanapun seseorang berusaha mencari-cari cacatnya, maka dia tidak akan mendapatkannya. Tentunya ini menunjukkan betapa sempurnanya ciptaan Allah Subhanahu wa ta’ala.
____________________
Tafsir :
([1]) Lihat: Tafsir Ibnu Katsir 8/177
([2]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 18/210 dan Tafsir As-Sa’diy hal.875.
([3]) Tafsir Ibnu Katsir 8/177 dan Tafsir As-Sa’diy hal.875.