4. يَغْفِرْ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ إِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُ ۖ لَوْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
yagfir lakum min żunụbikum wa yu`akhkhirkum ilā ajalim musammā, inna ajalallāhi iżā jā`a lā yu`akhkhar, lau kuntum ta’lamụn
4. niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui”.
Tafsir :
Para ulama berbeda pendapat tentang makna kata “مِنْ” di dalam ayat ini. Karena dalam bahasa Indonesia, kata “مِنْ” artinya adalah “dari”. Adapun para ulama menjelaskan bahwasanya jika maknanya min bayaniyah maka maksudnya adalah Allah mengampuni segala dosanya, sedangkan jika maknanya adalah min tab’idhiyah maka maksudnya adalah Allah mengampuni sebagian dari dosanya saja. Pendapat yang terkuat adalah pendapat yang mengatakan bahwa min dalam ayat ini adalah min tab’dhiyah, bermakna sebagian([1]). Mengapa Allah ﷻ hanya mengampuni dosa sebagian saja? Sebagian ulama mengatakan, karena Allah ﷻ tidak mengampuni dosa kezaliman di antara mereka satu sama lain, sehingga mereka harus saling meminta maaf di antara mereka([2]). Sebagian ulama yang lain mengatakan, Allah ﷻ tidak mengampuni dosa mereka seluruhnya karena mereka tidak meminta ampun kepada Allah terhadap kecuali pada sebagian dosa saja, sehingga yang diampuni oleh Allah ﷻ hanya sebagian saja. ([3])
Kemudian dalam ayat ini disebutkan bahwa apabila mereka bertakwa dan beriman, maka Allah ﷻ akan memanjangkan umur mereka([4]). Hal ini sama seperti dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa umur orang yang menyambung silaturahmi bisa dipanjangkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung silaturahmi.”([5])
Maka jika mereka tidak beriman kepada Allah ﷻ maka ketetapan Allah tetap akan mendatangi mereka yaitu kematian. Apakah mereka mati karena azab yang menimpanya, atau mereka meninggal karena umurnya yang sudah tua dan ajalnya telah tiba. ([6])
_____________________
Footnote :
([1]) Tafsir Ibnu ‘Athiyyah 5/372.
([2]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubiy 18/299.
([3]) Lihat: Tafsir Al-Mawardiy 6/99.
([4]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubiy 18/299.
([6]) Lihat: Ma’aniy Al-Qur’an Li Az-Zajjaj 5/228 dan Ma’aniy Al-Qur’an Li Al-Farra’ 3/187.