25. مِّمَّا خَطِيٓـَٰٔتِهِمْ أُغْرِقُوا۟ فَأُدْخِلُوا۟ نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا۟ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ أَنصَارًا
mimmā khaṭī`ātihim ugriqụ fa udkhilụ nāran fa lam yajidụ lahum min dụnillāhi anṣārā
25. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah.
Tafsir :
Setelah Nabi Nuh ‘alaihissalam mengadukan kepada Allah ﷻ tentang kaumnya, maka Allah ﷻ kemudian berfirman tentang azab yang menimpa kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam. Yaitu mereka ditenggelamkan karena dosa-dosa mereka sendiri. Ternyata Allah ﷻ menyebutkan bahwa mereka sendirilah penyebab utama dibalik azab tersebut. Allah ﷻ tidak menyebutkan bahwa mereka ditenggelamkan karena pergerakan lempeng bumi atau karena hujan yang deras. Memang benar bahwa bisa jadi dalam sebuah azab ada peristiwa yang terlihat, akan tetapi dibalik itu ada sebab-sebab ukhrawi yang menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut yaitu karena kemaksiatan mereka sendiri([1]). Allah ﷻ berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum : 41)
Subhanallah, Nabi Nuh ‘alaihissalam telah menawarkan kepada mereka sebelumnya, jika mereka bertaubat maka Allah akan menurunkan hujan yang membawa keberkahan bagi mereka. Namun tatkala kaumnya tetap dalam kesesatannya maka Allah tetap akan menurunkan hujan, tetapi hujan penderitaan yang akan menenggelamkan mereka. Allah ﷻ berfirman dalam ayat yang lain,
فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ، وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَى أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ
“Lalu Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah, dan Kami jadikan bumi menyemburkan mata-mata air maka bertemulah (air-air) itu sehingga (meluap menimbulkan) keadaan (bencana) yang telah ditetapkan.” (QS. Al-Qamar : 11-12)
Setelah mereka ditenggelamkan, Allah ﷻ menyebutkan dalam ayat ini bahwa mereka mendapatkan siksaan tambahan yaitu dengan memasukkan mereka ke dalam neraka. Kalau kita perhatikan dalam ayat ini, Allah ﷻ menggunakan huruf فَ pada kalimat فَأُدْخِلُوا, dan ini menunjukkan tertib waktu (urutan) namun tanpa jeda. Para Ahli Tafsir terbagi atas dua pendapat tentang makna ini.
Pendapat pertama, sebagian para ulama menyebutkan bahwa artinya adalah kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam tidaklah disiksa dengan api neraka Jahannam, akan tetapi yang dimaksud mereka dimasukkan dalam neraka yaitu mereka diazab dengan api di alam barzakh, karena tentunya setelah mereka meninggal karena tenggelam maka mereka telah memasuki alam berbeda yaitu alam barzakh. Artinya setelah mereka ditenggelamkan, maka ruh-ruh mereka langsung ditenggelamkan dan diazab di alam barzakh dengan api. Oleh karenanya para ulama yang berpendapat seperti ini juga mengemukakan bahwa ini merupakan dalil tentang adanya azab kubur.
Pendapat kedua, sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa itu bukanlah azab kubur, melainkan tatkala Allah ﷻ menenggelamkan mereka dalam banjir yang sangat dahsyat, ternyata Allah ﷻ juga membakar mereka dalam air tersebut, dan hal itu mudah bagi Allah ﷻ. ([2])
Kemudian Allah ﷻ menegaskan bahwa mereka tidak bisa ditolong oleh siapa pun. Nabi Nuh ‘alaihissalam saja tidak bisa menolong anaknya yang ikut tenggelam bersama kaum Nabi Nuh yang membangkang. Terlebih lagi berhala-berhala yang disembah oleh kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam tidak dapat menolong mereka, yang ada berhala-berhala tersebut juga ikut tenggelam bersama mereka. ([3]
_______________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Ats-Tsa’labiy 10/47.