7. وَإِنِّى كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوٓا۟ أَصَٰبِعَهُمْ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَٱسْتَغْشَوْا۟ ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا۟ وَٱسْتَكْبَرُوا۟ ٱسْتِكْبَارًا
wa innī kullamā da’autuhum litagfira lahum ja’alū aṣābi’ahum fī āżānihim wastagsyau ṡiyābahum wa aṣarrụ wastakbarustikbārā
7. Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.
Tafsir :
Nabi Nuh ‘alaihissalam kembali mengadu kepada Allah ﷻ bahwa dakwah yang dia lakukan bukan semata untuk kepentingan dirinya, melainkan untuk kepentingan kaumnya, agar Allah mengampuni mereka([1]). Namun apa yang mereka lakukan? Mereka menutup telinga mereka dengan jari-jari mereka. ([2])
Sebagian ulama menafsirkan maksud “jari-jari mereka” (dengan bentuk jamak) yaitu mereka semua masing-masing menutup telinga dengan kedua jari mereka sendiri, karena yang bisa menutup lubang telinga hanya satu jari. Sebagian ulama yang lain menafsirkan maksudnya Allah ﷻ mendatangkan dengan kalimat jamak untuk menunjukkan hiperbola, yaitu seandainya mereka bisa memasukkan semua jari-jari mereka ke dalam telinganya niscaya mereka akan melakukannya agar tidak mendengarkan dakwah Nabi Nuh ‘alaihissalam. ([3])
Dan kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam bukan hanya menutup telinga-telinga mereka, bahkan mereka menutupi wajah mereka dengan baju-bajunya. Dan ini tidak hanya sekali dua kali, tetapi setiap kali Nabi Nuh ‘alaihissalam mendatangi kaumnya, mereka meresponnya dengan menutup telinga dan menutup wajah mereka([4]). Bayangkan bagaimana perasaan Nabi Nuh ‘alaihissalam yang diperlakukan seperti itu selama 950 tahun. Siapa kira-kira yang sanggup berdakwah dengan dakwah seperti Nabi Nuh ‘alaihissalam? Sungguh perkara yang sangat berat bagi Nabi Nuh ‘alaihissalam, akan tetapi beliau tetap bersabar.
Demikianlah kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam yang disebutkan mereka tetap teguh dalam kekafiran mereka, dan mereka sombong dengan sebenar-benar kesombongan. Ini di antara yang dilaporkan Nabi Nuh ‘alaihissalam tentang kaumnya. ([5]
__________________
Footnote :
([1]) Tafsir Ar-Razi 30/651.
([2]) Zaadul Masiir Li Ibnu Al-Jauziy 4/342.
([3]) At-Tahrir Wa At-Tanwir 29/195.