1. وَٱلْفَجْرِ
wal-fajr
Demi fajar.
Tafsir Surat al-Fajr Ayat-1
Ada dua pendapat di kalangan para ulama tentang makna al-fajr. Pendapat pertama, al-fajr adalah waktu dimana gelapnya malam mulai sirna diganti dengan cahaya yang perlahan mulai keluar yang dikenal dengan waktu shubuh. Allah bersumpah dengan al-fajr karena merupakan waktu yang sangat penting.
Pendapat kedua, maksud Allah bersumpah demi waktu fajar adalah demi shalat fajar yaitu shalat subuh. Allah bersumpah dengan shalat shubuh karena shalat shubuh merupakan shalat yang sangat penting yang sering dilalaikan oleh banyak kaum muslimin. Oleh karena itu, Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللهِ
“Barangsiapa yang shalat shubuh (secara berjamaah) maka dia di bawah penjagaan Allah.” (HR Muslim no. 657)
Dalam hadist yang lain Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ صَلَّى البَرْدَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ
“Barangsiapa yang shalat di dua waktu yang dingin niscaya masuk surga.” (HR Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)
Kata para ulama, البَرْدَيْنِ adalah shalat shubuh dan shalat ashar. Dikatakan shalat yang dingin karena shubuh merupakan awal dari hari dan udaranya masih dingin, sedangkan ashar waktu peralihan dari siang ke malam, perlahan-lahan panasnya siang beralih menjadi dinginnya malam.
Al-Khotthoobi berkata :
وَإِنَّمَا قِيْلَ لَهُمَا: بَرْدَانِ، وَأَبْرَدَانِ لِطِيْبِ الْهَوَاءِ، وَبَرْدِهِ فِى هَذَيْنِ الْوَقْتَيْنِ
“Hanyalah sholat Ashar dan shalat Subuh dikatan “dua yang dingin” karena udaranya yang baik dan sejuk di kedua waktu ini” (Syarh Shahih Al-Bukhari, Ibnu Batthool 2/199)
Rasulullah menjanjikan surga karena dua shalat inilah yang sering dilalaikan oleh kaum muslimin. Shalat shubuh terlalaikan karena banyak orang yang tenggelam dalam nikmatnya tidur, sedangkan shalat ashar terlalaikan karena kebanyakan orang letih setelah bekerja sepanjang hari lalu tidur dan melewatkan shalat ashar. Atau karena sebagian orang di waktu ashar masih saja sibuk bekerja dan mengurus dunia sehingga terlewatkan sholat ashar (lihat Ihkaamul Ahkaam, Ibnu Ad-Daqiiq 1/172)
Hal ini sebagaimana sabda Nabi :
إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ، كَمَا تَرَوْنَ هَذَا القَمَرَ، لاَ تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ، فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا
“Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini, kalian tidak berdesak-desakan dalam melihatNya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan dalam melaksanakan sholat sebelum terbit matahari (yaitu sholat subuh) dan sholat sebelum terbenam matahari (yaitu sholat ashar) maka lakukanlah”(HR Al-Bukhari no 554 dan Muslim no 633)
Sehingga dari sini sebagian ulama memilih pendapat bahwasanya Allah bersumpah dengan shalat fajar karena shalat lah yang harus diperhatikan. Kedua pendapat ini kuat tetapi pendapat yang lebih kuat adalah Allah bersumpah dengan waktu fajar itu sendiri (lihat Tafsir Ibnu Katsir 8/381 dan Fathul Qodiir 5/526). Sebagaimana Allah banyak bersumpah dengan waktu-waktu, hal ini banyak dijumpai pada permulaan surat-surat di Juz ‘Amma.
Sebagian ulama memberikan alasan mengapa Allah besumpah dengan waktu fajar. Diantaranya :
- Karena Allah ingin menunjukan bahwa hanya Allahlah yang mengatur alam semesta ini, tidak ada yang bias mendatangkan fajar kecuali Allah. Allah menghilangkan kegelapan malam dengan memunculkan fajar, ini menunjukan kesempurnaan Allah dan hanya Allahlah yang berhak untuk disembah (Taisiir Al-Kariim Ar-Rahman hal 923)
- Karena subuh merupakan awal dari kegiatan dan terlepasnya seseorang dari tidur yang merupakan kematian kecil (At-Tahriir wa At-Tanwiir 30/313)
- Karena ada hukum syarí yang dibangun di atas fajar, diantaranya awal puasa (wajibnya imsaak) dimulai dengan terbitnya fajar, dan waktu sholat subuh juga dimulai dengan terbitnya fajar (Tafsir Juz Ámma, Ibnu al-Útsaimin hal 187)
- Karena Allah ingin membantah orang-orang kafir Quraisy yang mengingkari adanya hari kebangkitan (sebagaimana isi surat Al-Fajr). Seakan-akan Allah ingin menyampaikan kepada mereka kesamaan antara waktu fajar dengan keadaan manusia kelak. Waktu fajar adalah waktu dimana hilangnya malam kemudian terbitlah cahaya. Demikianlah manusia akan mati tetapi Allah mampu untuk membangkitkannya kembali dari kegelapan, dari kematian menuju kehidupan yang baru yaitu kehidupan akhirat yang kekal abadi. Sebagaimana malam-malam yang hilang akan digantikan dengan cahaya yang sebelumnya tidak ada.