6. أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ
alam yajidka yatiiman faaawaa
“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim lalu Dia melindungi(mu)”
Tafsir Surat Adh-Dhuha Ayat-6
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan dalam keadaan yatim. Lahir dari perut ibunya sementara ayahnya telah meninggal dunia. Beliau tidak pernah merasakan belaian kasih sayang ayahnya, dan hidup yatim di bawah asuhan sang ibu. Kemudian ketika ibunya bersafar mengunjungi paman-paman Nabi di kota Madinah, lalu di perjalanan pulangnya menuju Mekkah di suatu tempat yang bernama Abwa, ibunda Nabi pun meninggal dunia karena sakit keras, kala itu Nabi masih berumur 6 tahun. Kita dapat membayangkan bagaimana perasaan seorang anak kecil yang tidak mempunyai ayah lalu ibunya sakit sementara tidak ada orang lain disitu selain dirinya di tengah perjalanan pulang, kemudian meninggal dunia. Betapa sedihnya perasaan si kecil Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
Setelah ditinggal oleh ibunya maka Allah menjadikan kakeknya yaitu Abdul Muthalib sebagai orang yang merawat Nabi. Abdul Muthalib sangat menyangi Nabi. Bahkan disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa tempat duduk Abdul Muthalib yang berada di sekitar Ka’bah yang mana tidak ada yang berani duduk di tempat tersebut, tetapi ketika Muhammad kecil datang dan duduk disitu maka dibiarkan saja oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal dunia dan umur Nabi pada saat itu 8 tahun, maka Allah menjadikan Nabi di bawah asuhan pamannya yaitu Abu Thalib, hingga akhirnya Nabi diutus menjadi seorang Nabi dan pamannya menjadi penolongnya. Ini semua adalah anugerah dari Allah, bukti bahwasanya Allah tidak akan meninggalkan beliau.