8. وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ
wawajadaka ‘aa-ilan fa-aghnaa
“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan”
Tafsir Surat Adh-Dhuha Ayat-8
Pada awalnya Nabi hidup dalam keadaan miskin. Meskipun Nabi hidup menumpang pada Abu Thalib, tetapi Abu Thalib miskin. Oleh karena itu, Nabi dahulu kerja membantu pamannya menggembalakan kambing orang-orang Mekkah, dan bukan kambing beliau sendiri. Hal itu dilakukan agar mendapatkan upah demi membantu pamannya Abu Thalib. Lalu di kemudian hari Nabi bekerja kepada Khadijah, dan akhirnya dinikahkanlah beliau Khadijah radhiyallahu ‘anha yang kaya raya yang mengorbankan seluruh hartanya untuk islam. Lalu beliau dipertemukan dengan saahabat yang mulia, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu yang juga mengorbankan seluruh hartanya untuk islam. Selanjutnya Allah menakdirkan Nabi menang dalam banyak peperangan, beliau mendapatkan harta ghanimah, mendapatkan harta fai’, sehingga beliau terkadang memiliki harta yang banyak dari situ. Kemudian Nabi membagi-bagikannya untuk para fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Karenanya Nabi adalah orang yang paling dermawan.
Perhatikan :
Ketiga karunia yang Allah berikan kepada Nabi di atas semuanya merupakan bukti dari firman Allah وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَىٰ “Dan sungguh yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan” : (1) dari kondisi awalnya yatim lalu akhirnya dinaungi oleh Allah, (2) dari kondisi awalnya tersesat akhirnya Allah memberi petunjuk, dan (3) dari kondisi awalnya kekurangan lalu akhirnya Allah memberi kecukupan. Ini semua sebagai bukti bagaimana mungkin Allah meninggalkan Nabi apalagi sampai benci dan marah kepada Nabi -sebagaimana persangkaan Ummu Jamil-??!