5. وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ
walasawfa yu’thiika rabbuka fatardaa
“Dan sungguh kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”
Tafsir Surat Adh-Dhuha Ayat-5
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di mengatakan bahwa ayat ini adalah ungkapan dari Allah yang sangat komprehensif. Allah akan memberikan sesuatu kepada Nabi yang dengannya Nabi akan ridha dan puas. Dan ini menunjukan kesempurnaan kondisi Nabi di akhirat. Dalam bentuk apakah pemberian itu?, yang jelas pasti Nabi akan ridha dengan pemberian tersebut.
Oleh karena itu, sebagian ulama menyatakan bahwa ayat yang paling memberikan pengharapan adalah ayat ini. Karena para ulama menyebutkan bahwasanya di dalam Al-Quran ada beberapa ayat yang konteksnya memberi harapan kepada manusia. Diantaranya seperti firman Allah:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang’.” (QS Az-Zumar : 53)
Ayat tersebut merupakan ayat yang paling memberikan pengharapan kepada manusia. Dan diantara pendapat lain bahwa ayat yang paling memberi harapan adalah ayat 5 surat Adh-Dhuha ini. (lihat al-Itqoon fi ‘Uluumil Qur’aan, As-Suyuthi 4/150 dan Al-Burhaan fi ‘Uluumil Qur’aan, Az-Zarkasyi 1/447). Hal ini karena Rasulullah bercita-cita agar para pengikutnya masuk surga. Tentu saja ini adalah harapan yang sangat besar bagi kaum muslimin. Bahkan salah satu diantara syafaat Nabi adalah untuk para pelaku dosa besar, selama dia tidak menyekutukan Allah. Dari sahabat Abdullah Bin Mas’ud dia berkata,
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قُبَّةٍ نَحْوًا مِنْ أَرْبَعِينَ رَجُلًا، فَقَالَ: أَتَرْضَوْنَ أَنْ تَكُونُوا رُبُعَ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ قَالَ: قُلْنَا: نَعَمْ، فَقَالَ: أَتَرْضَوْنَ أَنْ تَكُونُوا ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ فَقُلْنَا: نَعَمْ، فَقَالَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ تَكُونُوا نِصْفَ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَذَاكَ أَنَّ الْجَنَّةَ لَا يَدْخُلُهَا إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ، وَمَا أَنْتُمْ فِي أَهْلِ الشِّرْكِ إِلَّا كَالشَّعْرَةِ الْبَيْضَاءِ فِي جِلْدِ الثَّوْرِ الْأَسْوَدِ، أَوْ كَالشَّعْرَةِ السَّوْدَاءِ فِي جِلْدِ الثَّوْرِ الْأَحْمَرِ
Kami berjumlah 40 orang pernah bersama rasulullah di suatu kemah, lalu rasulullah bertanya, “Apakah kalian senang bila menjadi seperempat dari penghuni surga?” Kami menjawab, “Ya” kemudian beliau bertanya, “Apakah kalian senang jika menjadi sepertiga dari penghuni surga?” Kami menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Dan Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, sungguh aku berharap kalian menjadi setengah dari penghuni surga. Karena tidak ada yang masuk surga kecuali orang yang memiliki jiwa berserah diri kepada Allah, dan kalian tidaklah termasuk golongan ahli syirik kecuali bagaikan bulu putih di kulit banteng hitam, atau bagaikan bulu hitam di kulit banteng putih.” (HR Muslim no. 221 dan Bukhari no. 6528)
Sungguh ini adalah harapan yang sangat besar bagi ummat Islam. Dan kita semua berharap agar kita termasuk dari setengah penghuni surga tersebut. Ini adalah cita-cita Rasulullah dan Allah akan memberikan sesuatu yang membuat Nabi ridha yaitu dengan mengabulkan cita-cita beliau.
Setelah Allah membantah pernyataan sebagian kaum musyrikin yang mengatakan bahwa Allah dan Jibril meninggalkan Nabi, maka Allah segera menurunkan surat Adh-Dhuha. Allah mengingatkan beliau, bahwa Allah tidak mungkin meninggalkannya, sedangkan karunia-karunia Allah diberikan terus kepada beliau. Kemudian Allah menyebutkan tentang karunia-karunia tersebut.