1. وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ
waalttiini waalzzaytuuni
“Demi (buah) Tiin dan (buah) Zaitun”[1]
2. وَطُورِ سِينِينَ
wathuuri siiniina
“Demi bukit sinai”[2]
3. وَهَٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ
wahaadzaa albaladi al-amiini
“Dan demi kota (Mekkah) yang aman ini”[3]
4. لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
laqad khalaqnaa al-insaana fii ahsani taqwiimin
“Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”[4]
5. ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
tsumma radadnaahu asfala saafiliina
“Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”[5]
6. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
illaa alladziina aamanuu wa’amiluu alshshaalihaati falahum ajrun ghayru mamnuunin
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan, maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putusnya”[6]
7. فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ
famaa yukadzdzibuka ba’du bialddiini
“Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu?[7]
8. أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
alaysa allaahu bi-ahkami alhaakimiina
“Bukankah Allah hakim yang paling adil?”[8]
Asbabun Nuzul Surat At-Tiin
Menurut pendapat jumhur ulama, surat At-Tiin adalah surat Makiyyah yang diturunkan kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sebelum berhijrah ke kota Madinah. Karena dalam surat ini Allah berfirman وَهَٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ “Demi kota ini yang aman.” Dalam ayat tersebut, Allah menggunakan isim isyarah هَٰذَا yang bermakna “ini” (isyarat kepada yang dekat) sehingga yang dimaksudkan adalah kota Mekkah yaitu sebelum Nabi berhijrah ke kota Madinah.
Surat At-Tiin berisi penjelasan tentang nikmat yang Allah berikan kepada manusia. Allah telah menciptakan manusia di atas bentuk yang paling indah. Tetapi setelah diberi kenikmatan, manusia terbagi menjadi dua model. Diantara mereka ada yang bersyukur kemudian beriman dan beramal shaleh sehingga bagi mereka surga Allah. Namun ada pula yang kufur terhadap nikmat Allah sehingga mereka dikembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya yaitu ke neraka Jahannam.
Dalam shahih Muslim dari Al-Baroo’ bin ‘Aaazib :
أَنَّهُ كَانَ فِي سَفَرٍ فَصَلَّى الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ فَقَرَأَ فِي إِحْدَى الرَّكْعَتَيْنِ بِـ التِّينِ وَالزَّيْتُونِ
“Bahwasanya Nabi pernah bersafar lalu beliau sholat ‘isyaa’ maka beliau membaca pada salah satu rakaatnya dengan surat at-Tiin” (HR Muslim no 464)