34. وَكَانَ لَهُۥ ثَمَرٌ فَقَالَ لِصَٰحِبِهِۦ وَهُوَ يُحَاوِرُهُۥٓ أَنَا۠ أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا
wa kāna lahụ ṡamar, fa qāla liṣāḥibihī wa huwa yuḥāwiruhū ana akṡaru mingka mālaw wa a’azzu nafarā
34. dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: “Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat”
Tafsir :
Selain memiliki kebun-kebun lelaki ini juga memiliki ثَمَرٌ. Terdapat dua qiraah (bacaan); ada yang membaca وَكَانَ لَهُ ثَمَرٌ dan ada juga yang membaca وَكَانَ لَهُ ثُمُرٌ. Adapun qiraah pertama yaitu ثَمَرٌ, ini adalah jamak dari ثَمَرَة yaitu dia memiliki buah-buahan yang banyak, sedangkan qiraah kedua yaitu ثُمُرٌ, ini adalah jamak dari ثِمَارٌ yaitu dia memiliki harta-harta yang banyak([1]). Pendapat yang kuat bahwasanya yang dimaksud ثَمَرٌ di sini adalah harta-harta selain dari kebun-kebun. Artinya selain memiliki kebun-kebun, ia juga memiliki emas, perak, budak-budak, dan lainnya berupa harta di zaman tersebut. Ini adalah gambaran untuk orang yang sangat kaya.
Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا
“maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: “Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat”
Sebagian ulama mengatakan seperti yang disebutkan dalam tafsir Al-Qurthuby dan juga disebutkan oleh Asy-Syaukani bahwa maksud dari ayat ini adalah lelaki yang kaya tersebut mengajak temannya untuk masuk ke dalam kebunnya dalam rangka memperlihatkan kekayaannya. Dia memamerkan kekayaannya dan dia bercakap-cakap dengan kawannya, dengan bangganya dia berkata: أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا “Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat”([2]). Para Ulama mengatakan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membuat perumpamaan ini kepada kaum kafir Quraisy yang bangga dengan hartanya. Jadi perumpamaan orang yang kaya dalam ayat ini mewakili orang-orang Quraisy yang sombong dengan kekayaannya, dan perumpamaan orang miskin yang beriman dalam ayat ini mewakili orang-orang miskin dari sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang Allah subhanahu wa ta’ala berkata tentang mereka,
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya.” QS. Al-Kahfi: 28([3])
Perumpamaan ini dibacakan kepada mereka agar orang-orang Quraisy mendengar perumpamaan ini dan mereka bisa mengambil pelajaran.
______________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Ibnu ‘Athiyyah 3/516