107. إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّٰتُ ٱلْفِرْدَوْسِ نُزُلًا
innallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti kānat lahum jannātul-firdausi nuzulā
107. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.
Tafsir :
Dalam ayat ini menggunakan kata كَانَتْ yang menunjukkan masa lalu yang artinya ”telah lalu”, mengapa Allah subhanahu wa ta’ala menggunakan kata yang menunjukkan “telah lalu/past” sementara masuk surga adalah di masa mendatang (future)? maka ada dua tafsiran mengenai hal ini, ada yang mengatakan bahwasanya كَانَتْ untuk menunjukkan bahwa surga telah ditetapkan di Lauh Mahfuz([1]). Ada juga yang mengatakan bahwasanya menggunakan ibarat كَانَتْ yaitu fiil madhi (past) untuk memastikan bahwasanya mereka pasti masuk surga ([2]). Ini salah satu metodologi yang Allah subhanahu wa ta’ala gunakan dalam menyebutkan ta’bir (ungkapan) suatu yang pasti, yaitu dengan menggunakan fi’il madhi, seakan-akan sudah terjadi, padahal itu belum terjadi. Inilah keindahan Bahasa Arab, Allah subhanahu wa ta’ala mengungkapkan masa depan dengan fi’il madhi (past) untuk menunjukkan sesuatu yang pasti dan tidak perlu diragukan lagi.
Kemudian mengenai surga Firdaus, yang kita ketahui dia adalah surga tertinggi, sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan,
«إِنَّ فِي الجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ، أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ، فَاسْأَلُوهُ الفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الجَنَّةِ وَأَعْلَى الجَنَّةِ – أُرَاهُ – فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الجَنَّةِ»
“Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat (kedudukan), Allah sediakan buat para mujahid di jalan Allah, dimana jarak antara dua derajatnya seperti jarak antara langit dan bumi. Untuk itu bila kalian minta kepada Allah, maka mintalah surga firdaus, karena dia adalah yang paling tengahnya surga dan yang paling tinggi. Aku pernah diperlihatkan bahwa di atas firdaus itu adalah singgasanannya Allah Yang Maha Pemurah, darinya memancar aliran sungai-sungai surga” ([3])
Lantas apakah semua orang yang beriman pasti akan mendapatkan surga Firdaus? Karena zahir ayat ini,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal
Seakan-akan semua orang yang beriman dan beramal saleh akan mendapatkan surga Firdaus. Lalu untuk apa adanya surga yang bertingkat-tingkat? Maka terdapat banyak penafsiran dari kalangan ulama, ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud orang yang beriman ini adalah orang beriman yang khusus dan spesial, yang keimanan mereka tinggi, sehingga mereka pasti akan mendapatkan surga Firdaus([4]). Ada yang mengatakan bahwa maksudnya adalah surga-surga yang meliputi surga Firdaus([5]), jika seseorang imannya rendah maka dia hanya akan mendapatkan surga-surga yang meliputi Firdaus. Ada yang mengatakan bahwa Firdaus juga bertingkat-tingkat ([6]) dan yang paling tinggi maka itulah yang paling berhak disebut dengan Firdaus. Wallahu a’lam bis showab.
________________
Footnote :
([1]) Lihat: Fathul Qodir 3/373
([2]) Lihat: At-Tahrir Wa At-Tanwir 16/50
([4]) Lihat: Tafsir As-Sa’di hal: 448