16. وَإِذِ ٱعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ فَأْوُۥٓا۟ إِلَى ٱلْكَهْفِ يَنشُرْ لَكُمْ رَبُّكُم مِّن رَّحْمَتِهِۦ وَيُهَيِّئْ لَكُم مِّنْ أَمْرِكُم مِّرْفَقًا
wa iżi’tazaltumụhum wa mā ya’budụna illallāha fa`wū ilal-kahfi yansyur lakum rabbukum mir raḥmatihī wa yuhayyi` lakum min amrikum mirfaqā
16. Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.
Tafsir :
Salah seorang mereka berkata kepada teman-temannya, bahwasanya jika kalian telah meninggalkan kesyirikan, maka marilah pergi ke gua. Ia pun berbicara dengan penuh keyakinan:
يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ
“….niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu”,
Orang ini tidak mengatakannya dengan ungkapan keraguan: “Mungkin saja nanti kita akan selamat”, ia tidak berkata demikian akan tetapi dia berbicara dengan penuh percaya diri (yakin): “Kita pergi ke gua sehingga kita akan selamat dan Allah akan rahmati kita”.
Pernyataan yang tanpa keraguan seperti ini -dengan penuh penyandaran kepada Allah- sangat dibutuhkan oleh mereka dalam kondisi mereka yang sangat genting tersebut. Hal ini agar mengkokohkan keimanan mereka, sehingga mereka menjadi semakin mantap dalam mengambil keputusan. Dan memang harus yakin kepada Allah Ta’ala. Karena adakalanya bantuan dan pertolongan Allah tidak datang dikarenakan keraguan seseorang akan pertolongan Allah.
Adapun kata مِرْفَقًا maknanya adalah “sesuatu yang bermanfaat”, intinya adalah ajakan jika mereka pergi ke gua niscaya Allah Ta’ala akan memberikan limpahan Rahmat-Nya dan segala prasarana serta segala persiapan kepada mereka. Akhirnya mereka pun pergi ke gua.
Para ulama berbeda pendapat tentang Ashabul-kahfi ini, mereka hidup di zaman kapan, menjadi beberapa pendapat:
Pendapat pertama, mereka hidup di zaman Nabi Isa. Artinya mereka hidup di awal tahun Masehi. ([1])
Pendapat kedua, mereka hidup sebelum zaman Nabi Isa. Oleh karena itu orang-orang Yahudi menaruh perhatian terhadap kisah Ashabul-kahfi ini. Seandainya ini terjadi di zaman Nabi Isa (sedangkan orang-orang Yahudi tidak mengakui kenabian Nabi Isa) maka tentu saja mereka tidak akan menaruh perhatian terhadap kisah 7 orang Ashabul-kahfi ini. ([2])
Intinya yang pasti adalah mereka dari golongan Bani Israil, hanya saja tidak ada yang bisa memastikan terjadinya di zaman apa.
_____________
Footnote :
([1]) Ini adalah pendapat Jumhur Ulama, lihat Tafsir Ats-Tsa’labiy: 6/ 147, tafsir Al-Baghawi: 3/ 173, tafsir Al-Qurthubi: 10/ 359, tafsir Al-Baidhawi: 3/ 277, Al-Bahru Al-Muhit: 7/ 143. Al-Kamil fi At-Tarikh: 1/ 325, Tarikh Ibnu Khaldun: 2/ 255, Tarikh Ibnul-Wardiy:1/ 53, Al-Jawab Ash-Shahih liman baddala Din Al-Masih karya Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah: 4/ 202-203.