Puasa Sunnah Asyura’
Yaitu puasa pada tanggal sepuluh Muharram. Aisyah i berkata,
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ
“Puasa Asyura’ adalah puasa yang dilakukan oleh orang Quraisy pada zaman jahiliah dan Rasulullah ﷺ juga melakukan puasa pada hari itu. Ketika beliau ﷺ datang ke Madinah juga melakukan puasa dan menyuruh para sahabat menjalankan puasa Asyura’. Namun ketika puasa Ramadan mulai diwajibkan, beliau ﷺ meninggalkan puasa Asyura’. Maka barang siapa yang ingin berpuasa, silakan, dan siapa saja yang ingin meninggalkan, juga silakan.” ([1])
Beliau ﷺ juga bersabda,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
“Dan puasa hari Asyura saya berharap kepada Allah dapat menghapus (dosa) satu tahun sebelumnya.” ([2])
Tingkatan puasa Asyura’ ada tiga :
- Tingkatan pertama adalah yang paling sempurna, yaitu berpuasa pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram
- Tingkatan kedua adalah berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
- Tingkatan ketiga adalah berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja.([3])
- Puasa enam hari di bulan Syawal
Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian melanjutkan dengan berpuasa enam hari dari bulan Syawal maka seakan-akan dia berpuasa setahun penuh.”([4])
Karya : Ustadz DR. Firanda Andirja, MA
Tema : Bekal Puasa
___________
Footnote:
([1]) HR. Bukhari No. 2002 dan Muslim No. 1125.