12. لَئِنْ أُخْرِجُوا۟ لَا يَخْرُجُونَ مَعَهُمْ وَلَئِن قُوتِلُوا۟ لَا يَنصُرُونَهُمْ وَلَئِن نَّصَرُوهُمْ لَيُوَلُّنَّ ٱلْأَدْبَٰرَ ثُمَّ لَا يُنصَرُونَ
la`in ukhrijụ lā yakhrujụna ma’ahum, wa la`ing qụtilụ lā yanṣurụnahum, wa la`in naṣarụhum layuwallunnal-adbāra ṡumma lā yunṣarụn
12. Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tidak akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya, niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang; kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan.
Tafsir :
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwa omongan orang-orang munafik hanyalah omongan yang manis dan hanya provokasi yang kosong dari kenyataan. Buktinya, tatkala orang Ahli kitab diusir mereka tidak akan ikut pergi keluar bersama mereka, ketika orang-orang Yahudi diserang mereka tidak bantu menolong, dan kalaupun mereka menolong mereka akan lari kabur dari peperangan, dan itu yang terjadi. Kemudian Bani Nadhir terusir sebagaimana yang dijelaskan pada ayat Al-Hasyr sebelumnya, karena Al-Hasyr maknanya pengusiran Bani An-Nadhir dari kota Madinah. Di antara sebabnya adalah mereka diprovokasi oleh Ubay bin Abdillah bin Salul, akan tetapi ketika mereka diusir tidak ada satu pun dari orang-orang munafik yang datang membantu mereka.