43. خَٰشِعَةً أَبْصَٰرُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۖ وَقَدْ كَانُوا۟ يُدْعَوْنَ إِلَى ٱلسُّجُودِ وَهُمْ سَٰلِمُونَ
khāsyi’atan abṣāruhum tar-haquhum żillah, wa qad kānụ yud’auna ilas-sujụdi wa hum sālimụn
43. (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.
Tafsir :
Pada hari itu mereka tidak sanggup untuk bersujud, punggung mereka seperti besi yang tidak mampu untuk dibengkokkan ([1]). Sebagaimana dalam hadits disebutkan,
فَيَكْشِفُ عَنْ سَاقِهِ، فَيَسْجُدُ لَهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ، وَيَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُدُ لِلَّهِ رِيَاءً وَسُمْعَةً، فَيَذْهَبُ كَيْمَا يَسْجُدَ، فَيَعُودُ ظَهْرُهُ طَبَقًا وَاحِدًا
“Maka Allah menyingkap betis-Nya sehingga setiap mukmin bersujud kepada-Nya. Lalu tersisalah orang-orang yang sujud kepada Allah karena riya’ dan sum’ah sehingga tatkala mereka hendak sujud, maka punggungnya kembali menjadi satu bagian (lurus dan tidak bisa sujud).”([2])
As-Sa’di berkata dalam tafsirnya,
وَهَذَا الْجَزَاءُ ما جنس عملهم، فَإِنَّهُمْ كَانُوْا يَدْعُوْنَ فِيْ الدُّنْيَا إِلَى السُّجُوْدِ لِلَّهِ وَتَوْحِيْدِهِ وَعِبَادَتِهِ وَهُمْ سَالِمُوْنَ، لَا عِلَّةَ فِيْهِمْ، فَيَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ ذَلِكَ وَيَأْبَوْنَ، فَلَا تَسْأَل يَوْمَئِذٍ عَنْ حَالِهِمْ وَسُوْءِ مَآلِهِمْ، فَإِنَّ اللهَ قَدْ سَخِطَ عَلَيْهِمْ، وَحُقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ، وَتَقَطَّعَتْ أَسْبَابُهُمْ، وَلَمْ تَنْفَعْهُمُ النَّدَامَةُ وَلَا الْاِعْتِذَارُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Balasan seperti ini sesuai dengan amal mereka ketika di dunia, karena ketika mereka dipanggil di dunia untuk sujud kepada Allah, mengesakan-Nya dan beribadah kepada-Nya dalam keadaan sehat, namun mereka enggan dan sombong melakukannya. Maka Anda tidak perlu bertanya tentang keadaan mereka dan buruknya tempat kembali mereka, karena Allah telah murka kepada mereka dan mereka telah tetap mendapatkan ketetapan azab, dan terputuslah segala hubungan serta tidak bermanfaat penyesalan mereka, dan tidak pula uzur mereka pada hari Kiamat.”([3])
Oleh karena itu, ketika umur masih muda, badan masih sehat, hendaknya kita berusaha banyak sujud (shalat) kepada Allah. Kita melihat orang yang sudah tua, mereka shalat dengan duduk, pakai kursi dan yang lainnya. Shalat yang demikian juga ada kenikmatan, akan tetapi tentu berbeda ketika seseorang masih bisa meletakkan dahinya di lantai untuk sujud dengan sempurna. Ketahuilah bahwa sungguh ada orang yang tidak mampu lagi melakukan sujud, namun mereka masih berangan-angan untuk bisa tetap sujud. Oleh karenanya orang yang tidak mau sujud (shalat), tentunya mereka akan binasa pada hari kiamat kelak.
________________________
Footnote :