49. لَّوْلَآ أَن تَدَٰرَكَهُۥ نِعْمَةٌ مِّن رَّبِّهِۦ لَنُبِذَ بِٱلْعَرَآءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ
lau lā an tadārakahụ ni’matum mir rabbihī lanubiża bil-‘arā`i wa huwa mażmụm
49. Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.
Tafsir :
Ada pendapat yang menyebutkan bahwa jika sekiranya Nabi Yunus ‘alaihissalam tidak mendapat nikmat([1]) dan karena taubatnya kepada Allah ﷻ, niscaya dia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam kondisi tercela. Namun akhirnya Nabi Yunus ‘alaihissalam bertaubat kepada Allah menyadari kesalahannya, lalu Allah pun menerima taubatnya dan memasukkannya dalam golongan orang-orang yang saleh. ([2])
Karena Allah tegaskan dalam ayat selanjutnya,
فَٱجْتَبَٰهُ رَبُّهُۥ فَجَعَلَهُۥ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Al-Qalam : 50)
Oleh karena itu, jangan pernah terbetik di dalam pikiran kita bahwa Nabi Yunus ‘alaihissalam adalah orang yang tercela dan kita lebih baik daripada dia. Karena sesungguhnya Allah telah menerima taubatnya dan memasukkannya ke dalam golongan orang yang saleh([3]), sebagaimana Nabi-Nabi yang lain juga pernah salah seperti Nabi Adam, Nabi Nuh, dan Nabi Musa ‘alaihimassalam, bahkan Nabi ﷺ juga pernah berbuat salah. Akan tetapi kesalahan tersebut menjadikan mereka para Nabi-Nabi Allah jadi lebih baik dari sebelum mereka bersalah. Karena betapa banyak orang setelah melakukan kesalahan, dia kembali kepada Allah ﷻ, namun itu menjadikan dia lebih baik dari sebelumnya, di antaranya adalah Nabi Yunus ‘alaihissalam.
_________________________
Footnote :
([1]) Ada empat pendapat berkaitan dengan maksud dari nikmat yang telah Allah berikan kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam. Pertama: Adalah nikmat berupa kenabian, yaitu Allah memilih dan mengangkat beliau sebagai Nabi. Kedua: Ibadahnya yang dulu telah dia kerjakan. Ketiga: Taubat beliau kepada Allah dengan berdzikir ‘Laa Ilaaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadz Dzalimiin’. Keempat: Nikmat Allah yang diberikan kepada beliau adalah ketika beliau dikeluarkan dari perut ikan. (Tafsir Al-Mawardiy 6/73)
([2]) Tafsir Al-Baghawiy 8/201 dan Tafsir Al-Qurthubiy 18/254.
([3]) Tafsir Ibnu Katsir 8/201.
Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ يَنْبَغِي لِعَبْدٍ أَنْ يَقُولَ: أَنَا خَيْرٌ مِنْ يُونُسَ بْنِ مَتّ
“Tidak sepantasnya seseorang mengatakan bahwa ‘Aku lebih baik dari (Nabi) Yunus bin Matta’.” (H.R. Bukhari no.3416)