44. فَذَرْنِى وَمَن يُكَذِّبُ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ ۖ سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
fa żarnī wa may yukażżibu bihāżal-ḥadīṡ, sanastadrijuhum min ḥaiṡu lā ya’lamụn
44. Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.
Tafsir :
Di awal-awal dakwah Nabi ﷺ, Allah menyuruh Nabi ﷺ agar menyerahkan perkara Abu Jahal, Al-Walid bin Al-Mughirah, beserta kaum musyrikin lainnya kepada Allah, karena Allah ﷻ memiliki cara sendiri untuk membinasakan mereka ([1]). Yaitu Allah akan membinasakannya secara perlahan dan berangsur sedikit demi sedikit tanpa mereka sadari. Kata سَنَسْتَدْرِجُهُم berasal dari kata إِسْتِدْرَاج yang artinya tahapan demi tahapan. Artinya adalah Allah ﷻ bisa menaikkan mereka kepada puncak kesesatan sedikit demi sedikit, atau Allah ﷻ turunkan mereka secara perlahan([2]). Oleh karenanya Allah ﷻ mengatakan,
مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
“Dari arah yang tidak mereka ketahui (tidak disadari).”
Yaitu bisa jadi mereka ditambah rezekinya, kemudian mereka meyakini hal itu merupakan kemuliaan dari Allah ﷻ. Padahal sebenarnya hal tersebut adalah istidraaj, Allah ﷻ ingin membinasakan mereka tanpa mereka sadari. Sesungguhnya rencana Allah itu sangat besar bagi orang yang menentang perintah-Nya dan mendustakan para Rasul-Nya ([3]).
Oleh karena itu, jika kita berhadapan dengan orang yang menzalimi kita, kalau kita tidak mampu untuk memperbaiki orang tersebut atau membalasnya maka hendaknya kita menyerahkan urusan tersebut kepada Allah ﷻ. Biarlah Allah ﷻ yang menangani orang tersebut, dan jangan mempedulikannya.
________________________
Footnote :
([1]) Tafsir Al-Baghawiy 8/210.
([2]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubiy 18/252.
([3]) Lihat: Tafsir Ath-Thabariy 23/561, Tafsir Ar-Raziy 30/615 dan Tafsir Ibnu Katsir 8/200.