34. إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ
inna lil-muttaqīna ‘inda rabbihim jannātin na’īm
34. Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.
Tafsir :
Takwa secara bahasa adalah اِتِّخَاذُ الْوِقَايَةِ (membuat penghalang), yaitu penghalang antara dirinya dan neraka. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ,
اِتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Berlindunglah kalian dari api neraka walaupun dengan separuh kurma.” ([1])
Takwa adalah dengan meninggalkan maksiat-maksiat. Dan takwa harus meliputi seluruh tubuh baik luar maupun dalam([2]). Jangan kita hanya bertakwa secara zahir dan tidak bertakwa dari segi batin, sebagaimana sebagian orang yang secara zahir dia berpenampilan islami, menampakkan penampilan yang sunnah, tetapi hatinya dipenuhi dengan hasad, suuzan, sombong, angkuh, iri, dan yang lainnya. Maka orang yang seperti ini hakikatnya tidak bertakwa. Demikian pula jangan sampai kita bertakwa pada lisan, akan tetapi tidak bertakwa pada penglihatan dan berani untuk melihat hal-hal yang haram. Demikian juga jangan sampai kita tidak bertakwa pada pendengaran, membiarkan telinga mendengar hal-hal yang haram, mendengar ghibah dan namimah. Oleh karena itu kita harus bertakwa luar dan dalam. Sebagaimana firman Allah ﷻ,
وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ
“Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (QS. Al-A’raf : 26)
Sebagaimana pakaian menutupi seluruh bagian tubuh, maka hendaknya bertakwa pada seluruh bagian dari tubuh kita agar bisa mendapatkan janji yang Allah ﷻ sebutkan dalam ayat ini yaitu surga yang penuh dengan kenikmatan. ([3])
______________________
Footnote :