3. وَإِنَّ لَكَ لَأَجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ
wa inna laka la`ajran gaira mamnụn
3. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
Tafsir :
Hal kedua yang Allah ﷻ ingin tekankan adalah Nabi diberi keutamaan dengan pahala yang tidak terputus-putus sebagai hiburan untuknya. Sebagian ulama menyebutkan bahwa tatkala Nabi ﷺ telah beramal, maka pahala beliau tidak akan terputus. Berbeda dengan kita yang ketika kita telah meninggal dunia maka terputuslah segala amal kebaikan kita. Adapun jika kita ingin mendapatkan pahala yang tetap mengalir, maka kita harus melakukan amal jariyah. Dan di antara amal jariyah yang bisa kita lakukan adalah sebagaimana sabda Nabi ﷺ,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya dan anak saleh yang selalu mendoakannya.”([1])
Adapun Nabi ﷺ setiap kali beramal, maka pahala atas amalan beliau tidak akan terputus. Ini adalah keutamaan Nabi ﷺ, sebagaimana pendapat ini didukung oleh sabda beliau,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”([2])
Dan kita tahu bahwa seluruh sunnah yang dikerjakan oleh seluruh umat Nabi Muhammad maka Nabi ﷺ juga ikut mendapatkan pahala dari amalan-amalan tersebut. Hal ini dikarenakan Nabi ﷺ adalah Al-Muallim Al-Awwal, pengajar paling pertama yang memberikan contoh semua sunnah dan amalan ibadah. Dari sini kita bisa membayangkan betapa agungnya Nabi ﷺ. Jika Umar bin Khattab berkata tentang Abu Bakar,
لَوْ وُزِنَ إِيمَانُ أَبِي بَكْرٍ بِإِيمَانِ أَهْلِ الْأَرْضِ لَرَجَحَ بِهِمْ
“Seandainya ditimbang keimanan Abu Bakar dan keimanan penduduk bumi maka keimanan Abu Bakar melebihi berat keimanan yang lainnya.”([3])
Keimanan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu jauh lebih berat dari seluruh keimanan penduduk bumi, padahal keimanan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu hanyalah salah satu dari jutaan kebaikan Nabi ﷺ, maka tidak heran kalau dikatakan bahwa pahala bagi Nabi ﷺ tidak akan pernah terputus.
Ayat ini juga merupakan hiburan bagi Nabi ﷺ. Dari ayat ini seakan-akan Allah ﷻ mengatakan, “Sabarlah wahai Muhammad, sungguh pahala bagimu tidak akan pernah terputus”.
__________________________
Footnote :