18. يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنكُمْ خَافِيَةٌ
yauma`iżin tu’raḍụna lā takhfā mingkum khāfiyah
18. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).
Tafsir :
Kata تُعْرَضُونَ (dihadapkan) dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ahli Tafsir dengan تُحَاسَبُوْنَ (dihisab) ([1]). Yaitu mereka akan dihadapkan kepada Allah untuk dihisab amalan-amalan mereka. Karena setelah bumi dihancurkan, maka bumi akan diratakan dan diubah menjadi padang mahsyar sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa.” (QS. Ibrahim: 48)
Setelah itu, manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar. Dan disitulah mereka berdiri dan tidak duduk menunggu kedatangan Allah Subhanahu wa ta’ala, yang pada waktu itu satu hari seperti lima puluh ribu tahun. Tatkala Allah Subhanahu wa ta’ala telah datang, maka malaikat menjadi bersaf-saf mengiringi kedatangan Allah Subhanahu wa ta’ala, maka saat itulah yang dimaksud dalam ayat ini, yaitu manusia dihadapkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala untuk untuk dihisab.
Adapun tentang firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
لَا تَخْفَىٰ مِنكُمْ خَافِيَةٌ
“Tidak ada sesuatu pun dari kamu yang tersembunyi (bagi Allah).”
Sebagian Ahli Tafsir menafsirkan bahwa maksud tidak ada amalan yang tersembunyi adalah seluruh amalan yang selama ini disembunyikan oleh manusia selama hidupnya baik dari kebaikan atau keburukan, maka akan tampak pada hari tersebut ([2]). Sebagian Ahli Tafsir yang lain menafsirkan bahwa maksud tidak ada yang tersembunyi adalah semua manusia akan dipaparkan di padang mahsyar dan tidak ada yang bisa bersembunyi, karena tanah di padang mahsyar semuanya rata, tidak ada gunung, tidak ada lembah, dan tidak ada pohon. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang padang mahsyar,
لَيْسَ فِيهَا مَعْلَمٌ لِأَحَدٍ
“Disana tidak ada tanda satu pun.” (Muttafaqun ‘alaih)([3])
Artinya tidak ada tempat bersembunyi dan tidak ada yang bisa disembunyikan di padang mahsyar. Sebagian Ahli Tafsir yang lain menafsirkan bahwa maksud tidak ada yang tersembunyi adalah semua aurat manusia akan terbuka ([4]), tidak ada yang bisa disembunyikan pada hari kiamat. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا
“Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.”([5])
Dalam riwayat yang lain disebutkan oleh Abdullah bin Unais bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عُرَاةً غُرْلًا بُهْمًا، قَالَ: قُلْنَا: وَمَا بُهْمًا؟ قَالَ: لَيْسَ مَعَهُمْ شَيْءٌ
“Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak berpakaian, tidak berkhitan, dan tidak pula buhman”. Lalu kami bertanya, ‘Apakah buhman itu?’ Beliau bersabda, ‘Tidak ada sesuatupun yang kalian bawa’.”([6]) (HR. Ahmad 3/459 no. 16085)
Sebagian Ahli Tafsir yang lain menafsirkan bahwa tidak ada yang tersembunyi yaitu akan tampak mana orang yang beriman dan mana orang yang kafir, semuanya akan tersingkap pada hari tersebut. ([7])
________________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 18/267
([2]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 18/268
([3]) HR. Bukhari no. 6521 dan HR. Muslim no. 2790
([4]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 18/268
([7]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 18/268, dan ini adalah tafsiran Abdullah bin Amr bin ‘Ash.