21. وَإِذَا مَسَّهُ ٱلْخَيْرُ مَنُوعًا
wa iżā massahul-khairu manụ’ā
21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.
Tafsir :
Yaitu apabila dia mendapat kebaikan, maka dia tahan kebaikan tersebut dan tidak mengeluarkannya (membagikan) kepada orang lain, dan dia ingin memuaskan dirinya sendiri([1]). Penulis banyak mendengar cerita dari saudara-saudara kita yang tinggal di negara kafir, mereka menyebutkan bahwa memang betul bahwa orang-orang kafir itu sangat pelit. Sampai-sampai mereka mengatakan bahwa salah satu cara untuk mendakwahi orang-orang kafir tersebut adalah dengan mengundang mereka untuk makan. Karena mereka akan kaget dan heran jika ada orang yang senang memberikan makanan secara gratis. Dan kata الْخَيْرُ dalam ayat ini sering diartikan dengan harta sebagaimana dalam ayat-ayat yang lain di antaranya,
وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
“Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan.” (QS. Al-‘Adiyat : 8)
Inilah sifat sebagian manusia dan orang kafir secara umum. Jika diberi harta mereka akan menjadi sangat pelit dan ketika diberi kesusahan mereka selalu berkeluh kesah. Akhirnya sifat mereka inilah sehingga Allah Subhanahu wa ta’ala mengancam mereka dengan neraka yang apinya menyala-nyala. Sebagaimana telah Allah Subhanahu wa ta’ala sebutkan,
كَلَّا ۖ إِنَّهَا لَظَىٰ
“Sama sekali tidak! Sungguh, neraka itu api yang bergejolak.” (QS. Al-Ma’arij : 15)
_________________________
Footnote :