44. خَٰشِعَةً أَبْصَٰرُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلْيَوْمُ ٱلَّذِى كَانُوا۟ يُوعَدُونَ
khāsyi’atan abṣāruhum tar-haquhum żillah, żālikal-yaumullażī kānụ yụ’adụn
44. dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.
Tafsir :
Ketika di dunia mereka bersombong, maka balasan bagi mereka di akhirat kelak adalah kehinaan. Kehinaan telah tampak dari wajah-wajah mereka yang tertunduk tak berdaya. Bahkan di antaranya wajah mereka tatkala itu menghitam. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ
“Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitam muram (kepada mereka dikatakan), ‘Mengapa kamu kafir setelah beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu’.” (QS. Ali ‘Imran : 106)
Di antaranya pula wajah mereka pada hari kiamat kelak penuh dengan debu. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ
“Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu.” (QS. ‘Abasa : 40)
Tatkala di padang mahsyar, keringat mereka bercucuran hingga di wajah-wajah mereka, akhirnya debu-debu menempel di wajah mereka. Dan itulah bentuk penghinaan mereka dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
Adapun firman Allah,
ذَٰلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ
“Itulah hari yang diancamkan kepada mereka.”
Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa ta’ala menggunakan kata كَانُوا yang menunjukkan fi’il madhi. Dan demikianlah terkadang Allah Subhanahu wa ta’ala menggambarkan masa depan dengan mengungkapkannya menggunakan fi’il madhi untuk menunjukkan bahwa hal tersebut pasti akan terjadi. ([1])
Dan ayat penutup ini adalah kesimpulan/penyebutan secara global dari kandungan surah ini di awal ayat: yaitu “Mereka bertanya tentang adzab yang pasti akan menimpa mereka” ([2]).
_____________________
Footnote :