19. ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُۥ
tsumma inna ‘alainā bayānah
19. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.
Tafsir :
Yaitu Allah menjelaskannya melalui sunnah-sunnah Nabi shallallahu álaihi wasallam. Ayat ini merupakan dalil bahwasanya kita tidak bisa memahami Alquran kecuali dengan Alquran itu sendiri dan As-Sunnah. Hal ini dikarenakan Allah Subhanahu wa ta’ala yang akan menjelaskan maksud Alquran kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Nabi yang akan menjelaskan penjelasan Allah Subhanahu wa ta’ala. Karena sesungguhnya hadits-hadits adalah penafsir dari Alquran. ([1])
Dan tidak mungkin seseorang bisa beriman kepada Islam jika dia hanya mengambil Alquran lalu menolak hadits-hadits. Ada segolongan orang yang disebut dengan Alquraniun, mereka hanya berdalil dengan Alquran dan menolak dalil-dalil dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sesungguhnya golongan semacam ini adalah golongan yang sesat. Karena tidak mungkin kita bisa memahami Islam tanpa ada hadits. Contoh sederhana adalah firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ
“Dan dirikanlah shalat.” (QS. Al-Baqarah : 43)
Bagaimana mereka mau mendirikan shalat, sementara tidak ada di dalam Alquran tentang kapan tata cara azan dan waktunya, tidak ada tata cara melaksanakan shalat, tidak dijelaskan pula aturan-aturannya. Maka bagaimana cara orang bisa shalat jika hanya mengandalkan Alquran tanpa melihat kepada hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam? Padahal perincian hanya terdapat pada hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
________________________
Footnote :