24. فَٱصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ ءَاثِمًا أَوْ كَفُورًا
faṣbir liḥukmi rabbika wa lā tuṭi’ min-hum āṡiman au kafụrā
24. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.
Tafsir :
Di dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa ta’ala tidak menyebutkan agar Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mengikuti seorang pun dari orang-orang kafir, akan tetapi Allah Subhanahu wa ta’ala menyebut dengan tidak mengikuti آثِمًا أَوْ كَفُورًا (pendosa atau orang kafir). Para Ahli Tafsir menyebutkan bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala berkata آثِمًا أَوْ كَفُورًا agar jelas hukumnya bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa mengikuti permintaan orang-orang kafir adalah dosa dan perbuatan kekufuran. Sehingga jika beliau mengikuti mereka maka beliau pun bisa terjerumus dalam dosa dan kekufuran.
Ayat ini berkaitan dengan tawaran orang-orang musyrikin seperti ‘Utbah bin Rabi’ah yang menawarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam anak perempuannya untuk dinikahi dengan syarat beliau berhenti berdakwah. Demikian pula Al-Walid Ibnul Mughirah yang menawarkan harta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam agar beliau tidak mencela tuhan-tuhan mereka([1]). Dan orang-orang musyrikin memiliki permintaan yang banyak, di antaranya adalah meminta agar Alquran turun secara keseluruhan dan tidak berangsur-angsur, meminta agar Mekkah yang tandus dialiri sungai, dan permintaan yang lainnya. Maka Allah Subhanahu wa ta’ala mengingatkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk tidak mengikuti semua permintaan mereka sama sekali.
__________________________
Footnote :