23. إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ تَنزِيلًا
innā naḥnu nazzalnā ‘alaikal-qur`āna tanzīlā
23. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.
Tafsir :
Pada ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala menggunakan dua kata yang sama-sama menggunakan dhamir نحن, yaitu pada kata إِنَّا dan نَحْنُ. Para ulama menyebutkan bahwa ini menunjukkan penekanan, sehingga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan penekanan di atas penekanan bahwa hanya Allah yang menurunkan Alquran itu secara berangsur-angsur([1]). Bukan karangan siapapun, baik itu Jibril ataupun Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diperintahkan untuk tidak menghiraukan perkataan orang-orang kafir. Karena orang-orang kafir berkata dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا
“Dan orang-orang kafir berkata, ‘Mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?’ Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar).” (QS. Al-Furqan : 32)
Oleh karenanya ini dalil bahwa Alquran bukanlah karangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, melainkan dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Dan tentunya Allah Subhanahu wa ta’ala menurunkan Alquran secara berangsur-angsur tentunya dengan sengaja dan ada hikmah di baliknya.
_______________________
Footnote :