17. وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا
wa yusqauna fīhā ka`sang kāna mizājuhā zanjabīlā
17. Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.
Tafsir :
Kalau dalam bahasa kita, maka زَنْجَبِيلًا adalah jahe. Akan tetapi sekali lagi kita tidak tahu seperti apakah zanjabil di surga. Akan tetapi Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya menyebutkan,
فَتَارَةً يُمزَج لَهُمُ الشَّرَابُ بالكافور وَهُوَ بَارِدٌ، وَتَارَةً بِالزَّنْجَبِيلِ وَهُوَ حَارٌّ، لِيَعْتَدِلَ الْأَمْرُ، وَهَؤُلَاءِ يُمْزَجُ لَهُمْ مِنْ هَذَا تَارَةً وَمِنْ هَذَا تَارَةً
“Terkadang minuman mereka diberi campuran kafur yang sejuk (dingin), dan terkadang diberi campuran dengan jahe yang hangat, sehingga rasanya beragam. Orang-orang yang bertakwa dari kalangan ahli surga diberi minuman yang adakalanya dicampur dengan kafur, adakalanya pula dicampur dengan jahe.”([1])
Artinya adalah Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan minuman kepada penduduk surga dengan minuman yang beragam, yaitu ada yang bercampur dengan dingin dan ada pula yang bercampur dengan kehangatan.
_______________________________
Footnote :