49. وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبَٰرَ ٱلنُّجُومِ
wa minal-laili fa sabbiḥ-hu wa idbāran-nujụm
49. dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).
Tafsir :
Yang dimaksud bertasbih pada sebagian malam adalah shalat malam, adapun bertasbih pada waktu terbenamnya (perginya) bintang-bintang adalah shalat dua rakaat sebelum subuh. ([1])
Ayat ini merupakan dalil bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan pelajaran kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa jika beliau merasa susah maka hendaknya beliau bersabar, karena sesungguhnya beliau diawasi oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Dan jika beliau merasa kesusahan, maka perbanyaklah bertasbih kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana dalam banyak ayat Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk bertasbih ketika dalam keadaan gelisah, di antaranya firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ، فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ، وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang sujud (shalat), Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu.” (QS. Al-Hjir : 97-99)
Oleh karenanya ketika seseorang berada dalam kondisi susah, maka hendaknya dia kembali kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan banyak bertasbih dan shalat, di antaranya adalah shalat dan bertasbih ketika bintang-bintang mulai pergi (terbenam), yaitu di waktu subuh (shalat sunnah qabliyah subuh).
____________________
Footnote :