7. إِرَمَ ذَاتِ ٱلْعِمَادِ
irama żātil-‘imād
(yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi.
Tafsir Surat al-Fajr Ayat-7
Terdapat khilaf diantara para ulama tentang makna Iram. Sebagian mengatakan bahwa Iram adalah nama kota yang ditinggali kaum ‘Aad. Sebagian yang lain mengatakan Iram adalah nama kakeknya kaum ‘Aad dan bukan nama kota, sebagaimana pendapat Ibnu Ishaq yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir At-Thabari di dalam tafsirnya dan dinukil oleh Al-Hafidz Ibnu Katsir di dalam tafsirnya. Jadi, ‘Ad adalah suatu kaum yang terdiri atas beberapa kabilah yang kembali pada عادٌ بن إِرَمَ بن عَوَضٍ بن سَامٍ بن نُوْحٍ ‘Aad bin Iram bin ‘Awadl bin Saam bin Nuh, sehingga ada empat generasi dari kaum ‘Ad sampai Nabi Nuh.
Ikrimah berkata :
كَانَ بَيْنَ آدَمَ وَنُوحٍ عَشْرَةُ قُرُونٍ، كُلُّهُمْ عَلَى الْإِسْلَامِ
‘’Antara Adam dan Nuh sepuluh kurun/generasi, semuanya di atas Islam” (Tafsir At-Thobari 23/303)
Dan القَرْنُ bias artinya kurun yaitu 100 tahun, dan bisa juga artinya generasi (lihat Qoshosh al-Anbiyaa hal 75), sehingga umur setiap generasi antara Adam dan Nuh tidak ada yang mengetahuinya, karena lama Nabi Nuh saja berdakwah adalah 950 tahun yang ini menunjukan bahwa generasi Nabi Nuh usia mereka lebih dari 950 tahun. Ini menunjukan bisa jadi jarak antara Adam dan Nuh ribuan tahun, dan demikian juga jarak antara Nuh dan Hud (kaum Áad).
‘Imaad dalam bahasa Arab artinya tinggi. Para ulama berbeda pendapat tentang yang dimaksudkan dengan tinggi. Pendapat pertama, maksud dari ذَاتِ الْعِمَادِ adalah mereka memiliki tubuh yang tinggi, sebagaimana para ulama sepakat bahwa kaum ‘Aad diberi tubuh yang besar.
Pendapat kedua, maksud dari ذَاتِ الْعِمَادِ adalah orang-orang yang tinggal di padang pasir di dalam kemah-kemah yang terbuat dari tiang-tiang yang tinggi. Sehingga secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa tubuh mereka juga tinggi. Jika mereka berpindah tempat maka mereka akan mengangkat kemah-kemah mereka.
Pendapat ketiga, maksud dari ذَاتِ الْعِمَادِ adalah kaum yang memiliki tempat tinggal dari bangunan-bangunan yang tinggi. Pendapat ini adalah pendapat terkuat. Adapun pendapat yang menyatakan bahwasanya mereka tinggal di kemah-kemah yang berpindah-pindah maka pendapat ini kurang kuat, karena Allah sebutkan ketika Allah membinasakan mereka dengan mengirimkan angin maka rumah-rumah mereka tetap kokoh.
Ketika kaum ‘Ad diberi tubuh yang kuat mereka lantas sombong dan angkuh. Allah berfirman:
فَأَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً ۖ
“Maka adapun kaum ‘Ad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran dan merek berkata, ‘Siapakah yang lebih hebat kekuatannya dari kami?’” (QS Fushshilat : 15)
Saking kuatnya sampai-sampai disebutkan dalam sebagian riwayat ahli tafsir, apabila mereka marah kepada suatu kampung, salah seorang dari kaum ‘Ad sanggup menghancurkan kaum tersebut dengan sekali lemparan batu besar sehingga mati semualah penduduknya. Allah pun membantah mereka dengan mengatakan:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ
“Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan mereka. Dia lebih hebat kekuatan-Nya dari mereka? Dan mereka telah mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami.” (QS Fushshilat : 15)
Maka Allah pun mengirim angin yang datang dari kejauhan seperti awan gelap yang mereka kira adalah hujan biasa. Allah berfirman:
فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَا ۚ بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُم بِهِ ۖ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ (24) تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لَا يُرَىٰ إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ (25)
“(24) Maka ketika mereka melihat adzab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, ‘Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.’ (Bukan!) Tetapi itulah adzab yang kamu minta agar disegerakan datangnya (yaitu) angin yang mengandung adzab yang pedih; (25) yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, sehingga mereka (kaum ‘Ad) menjadi tidak tampak lagi (di bumi) kecuali hanya (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” (QS Al-Ahqaf : 24-25)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ (6) سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ (7)
“(6) Sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin; (7) Allah menimpakan angin kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus. Maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk).” (QS Al-Haqqah : 6-7)
Mereka adalah kaum yang memiliki badan yang besar dan kuat. Akan tetapi mereka malah bertambah sombong dan merasa paling kuat kuat. Akhirnya Allah mengirimkan angin untuk menghinakan mereka. Padahal mereka telah berlindung di gunung-gunung, bersembunyi di dalam goa-goa, akan tetapi angin tersebut bisa mencabut mereka dari dalam goa kemudian menerbangkan mereka di udara. Meskipun tubuh mereka sangat besar dan kuat akan tetapi mereka diombang-ambingkan oleh angin yang sangat dingin dan bersuara sangat keras selama 8 hari. Setelah itu anginpun menjatuhkan mereka ke daratan dengan kepala terlebih dahulu yang jatuh sehingga hancur kepala mereka. Karena itulah Allah menyamakan mereka seperti batang kurma yang telah kosong yaitu tanpa kepala (lihat Tafsir Ibnu Katsir 6/139).
Dalam ayat yang lain :
كَأَنَّهُمْ أَعْجازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ
“Seakan-akan mereka batang kurma yang terlobangi” (QS Al-Qomar : 20)
Firman Allah مُنْقَعِرٍ (yang terlobangi) menunjukan bahwa angin telah menghantam mereka sehingga terbelah perut mereka dan bertebanglah usus-usus dan jantung mereka keluar maka jadilah mereka mayat-mayat yang kosong isinya (Lihat At-Tahriir wa at-Tanwiir 27/194)
Kaum ‘Aad yang begitu sombong dengan kekuatan tubuh mereka ternyata dibinasakan oleh Allah hanya dengan udara.