6. إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
inna ma’a al’usri yusraan
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
Tafsir Surat Al-Insyirah Ayat-6
Para ahli tafsir berkata bahwasanya ayat ini berkaitan dengan kesulitan dakwah yang dihadapi oleh Nabi. Sehingga Allah menenangkan Nabi dengan dua ayat ini, bahwasanya setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan. Allah berfirman dalam ayat yang lain :
سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Allah akan memberikan kemudahan setelah kesulitan” (QS At-Tholaaq : 7).
Sebagaimana sabda Nabi
وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Dan sesungguhnya pertolongan datang bersama dengan kesabaran, kelapangan datang Bersama penderitaan, dan sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (HR Ahmad no 2803 dengan sanad yang shahih)
Kata para ulama, dalam dua ayat ini terdapat 4 penguat bahwasanya setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan, yaitu:
Pertama, Allah membuka ayat ini dengan إِنَّ yang artinya ‘sesungguhnya’, yang memberikan faidah penekanan bagi kalimat setelahnya.
Kedua, Allah mengulangi kalimat tersebut dengan maksud untuk benar-benar menekankan.
Ketiga, Allah menyebutkanالْعُسْرِ dalam bentuk ma’rifah yang diawali oleh alif lam. Alif lam disitu dalam bahasa Arab adalah alif lam al-‘ahdiyah sehingga الْعُسْرِ yang kedua adalah الْعُسْرِ yang pertama yang disebutkan kembali. Berbeda dengan يُسْرًا yang disebutkan dalam bentuk nakirah yang berakhiran tanwin, sehingga يُسْرًا yang kedua berbeda dengan يُسْرًا yang pertama. Dari sini dapat disimpulkan bahwa dalam dua ayat ini, ‘kesulitan’ itu hanya disebutkan satu kali sedangkan ‘kemudahan’ disebutkan dua kali. Oleh karena itu, diriwayatkan dari para salaf bahwasanya mereka mengatakan, لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ “Tidak mungkin satu kesulitan akan mengalahkan dua kemudahan[1].” (lihat Tafsir Al-Baghowi 8/465)
Keempat, Allah menggunakan kalimat مَعَ yang bermakna ‘bersama’. Menunjukkan bahwasanya kemudahan tersebut akan segera datang setelah kesulitan. Sampai-sampai Ibnu Mas’ud berkata
لَوْ دَخَلَ الْعُسْرُ فِي جُحْرٍ، لَجَاءَ الْيُسْرُ حَتَّى يَدْخُلَ عَلَيْهِ
“Seandainya kesulitan itu masuk ke dalam sebuah lubang maka kemudahan akan datang dan ikut masuk bersamanya.” (Tafsir At-Thobari 24/496)
Ini semua menekankan bahwasanya apabila seseorang menghadapi kesulitan lalu dia berusaha bertakwa kepada Allah niscaya kemudahan akan mengiringi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Allah berfirman:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya.” (QS Ath-Thalaq : 2)
Dan ketahuilah bahwasanya jalan keluar itu dekat, seakan-akan dia datang bersama kesulitan yang baru saja dihadapi. Yang terpenting adalah senantiasa perbaiki hati, perbaiki husnudzhon kepada Allah, perbaiki ibadah kepada Allah, perbaiki tawakkal dan takwa kepada Allah. Dan kesulitan dalam ayat ini mencakup seluruh bentuk kesulitan, karena lafal الْعُسْرِ diawali dengan “alif laam” yang menunjukan al-istghrooq (memberikan faidah keumuman) mencakup seluruh kesulitan dan juga menunjukan betapapun berat dan besar kesulitan tersebut, maka ujungnya adalah kemudahan (lihat Tafsir As-Sa’di hal 929)
________
[1] Diriwayatkan lafal ini juga dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, akan tetapi sanadnya lemah, dilemahkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya (8/417) dan Al-Albani (Lihat Ad-Do’iifah 3/594)