4. وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
warafa’naa laka dzikraka
“Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu”
Tafsir Surat Al-Insyirah Ayat-4
Para ulama mengatakan bahwasanya ini merupakan kekhususan Nabi Muhammad yang tidak dimiliki oleh para Nabi sebelumnya (lihat Tafsir As-Sa’di hal 929). Oleh karena itu, kita senantiasa mendengar pujian untuk Nabi. Nama Nabi selalu disebut dalam khutbah-khutbah, dalam ceramah-ceramah, dalam pembahasan-pembahasan hadits. Setiap orang yang melaksanakan shalat maka nama Nabi selalu disebut dalam bacaan tasyahud. Nama Nabi selalu digandengkan dengan nama Allah ketika seseorang mau masuk Islam, digandengkan dalam tasyahhud, dan digandengkan di dalam adzan dan iqomat, sedangkan adzan dan iqomat tak pernah berhenti berkumandang di muka bumi ini setiap waktu, karena jadwal adzan berjalan terus seiring berjalannya matahari. Bahkan saat anda membaca tulisan ini di atas muka bumi ini ada yang adzan dzhuhur, di belahan bumi yang lain ada yang adzan ashar, di belahan bumi yang lain ada yang adzan maghrib ada yang adzan isya, dan ada yang adzan subuh.
Sungguh telah berlalu orang-orang hebat, para raja, para penguasa, para penemu, para pejabat, para konglomerat, akan tetapi kemana sebutan-sebutan terhadap mereka?!
Demikian juga nama Nabi terangkat di hati-hati kaum muslimin, mereka mencintai dan mengangungkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari siapapun
Para ulama menyebutkan bahwa ayat ini memang berbicara tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tetapi barang siapa yang menempuh jalannya Nabi maka dia akan mendapatkan sebagian keutamaan seperti Nabi.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
وَاَلَّذِينَ أَعْلَنُوا مَا جَاءَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَارَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِنْ قَوْله تَعَالَى {وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ} فَإِنَّ مَا أَكَرَمَ اللَّهُ بِهِ نَبِيَّهُ مِنْ سَعَادَةِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ فَلِلْمُؤْمِنِينَ الْمُتَابِعِينَ نَصِيبٌ بِقَدْرِ إيمَانِهِمْ
“Dan orang-orang yang menyiarkan apa yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka bagi mereka bagian juga dari firman Allah “Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu”, karena kebahagiaan dunia dan akhirat yang Allah anugrahkan kepada NabiNya maka kaum mukminin yang meneladani beliau juga mendapat bagian sesuai dengan kadar iman mereka” (Majmuu’ Al-Fataawaa 28/38, lihat penjelasan Ibnul Qoyyim dalam al-Jawaab al-Kaafi hal 80), yaitu namanya akan diabadikan oleh Allah. Karena itu, dijumpai para ulama yang penuh hikmah dalam berdakwah dan penuh kelembutan, kesabaran, dan keikhlasan dalam mendidik manusia, namanya diabadikan oleh Allah lewat karya-karyanya dan nama mereka juga sering disebut-sebut dalam kajian maupun tulisan.