Perbanyak Mengingat Kematian
(Khutbah Jumat)
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، ونعوذُ باللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، ومِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا، أَمَّا بَعْدُ
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهُدَى هدى مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عليهِ وَسلَّم، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ
Para hadirin yang dirahmati oleh Allah ﷻ.
Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda,
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ
“Perbanyaklah kalian mengingat sesuatu yang dapat pemutus kenikmatan (yaitu kematian).”([1])
Demikianlah kematian, dia menjadi pemutus segala bentuk kelezatan di atas muka bumi ini, merupakan pemutus segala angan-angan dan cita-cita. Kita tentu sangat paham bahwa kematian akan menimpa siapa saja tanpa pandang bulu. Allah ﷻ berfirman,
﴿كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ﴾
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya’: 35)
Perhatikanlah ayat ini, Allah ﷻ berfirman dengan lafal كُلُّ yang menunjukkan umum, mencakup segala hal, baik yang muda maupun yang tua, baik laki-laki maupun perempuan, baik seorang alim maupun yang jahil, baik itu pemimpin maupun rakyat biasa, semuanya akan merasakan kematian.
Pada ayat yang lain Allah ﷻ berfirman,
﴿كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ﴾
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat akan disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali ‘Imran: 185)
Setiap dari kita tidak akan bisa lari dari kematian, betapa pun usaha yang kita lakukan. Allah ﷻ telah berfirman,
﴿قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ﴾
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan’.” (QS. Al-Jumu’ah: 8)
Demikian pula dalam ayat yang lain Allah ﷻ berfirman,
﴿أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ﴾
“Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh.” (QS. An-Nisa’: 78)
Para hadirin yang dirahmati oleh Allah ﷻ.
Janganlah kemudian kita teperdaya dengan harta yang kita miliki. Jangan kita seperti orang-orang kafir yang Allah ﷻ sebutkan tentang mereka,
﴿الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ، يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ، كَلَّا لَيُنبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ﴾
“Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, mereka mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Pasti mereka akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah.” (QS. Al-Humazah: 2-4)
Jangan teperdaya dengan kesehatan, jangan teperdaya dengan umur, karena sesungguhnya kematian itu datangnya tiba-tiba. Allah ﷻ berfirman,
﴿فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ﴾
“Maka apabila telah datang waktunya (ajal), mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf: 34)
Oleh karenanya seorang penyair pernah berkata,
تَزَوَّدْ مِنَ التَّقْوَى فَأِنَّكَ لَا تَدْرِيْ *** إِذَا جَنَّ لَيْلٌ هَلْ تَعِيْشُ إِلَى الْفَجْرِ
“Berbekallah dengan takwa karena sesungguhnya engkau tidak tahu jika telah tiba malam hari, apakah engkau bisa hidup hingga pagi hari.”
وَكَمْ مِنْ صَحيحٍ مَاتَ مِنْ غَيْرِ عِلَّةٍ * * * وَكَمْ مِنْ سَقيمٍ عَاشَ حِينًا مِنْ الدَّهْرِ
“Betapa banyak orang sehat meninggal tanpa didahului sakit. Betapa banyak orang sakit yang disangkan akan meninggal akan tetapi masih hidup.”
وَكَمْ مِن فَتًى أَمْسَى وَأَصْبَحَ ضَاحِكًا *** وَقَدْ أُدْخِلَتْ أَجْسَمُهُمْ ظُلْمَةَ الْقَبْرِ
“Betapa banyak pemuda yang di sore dan pagi hari masih tertawa, ternyata kemudian (di malam hari) tubuh mereka dimasukkan ke dalam gelapnya kubur.”
فَكَمْ مِنْ عَرُوسٍ زَيَّنُوْهَا لِزَوْجِهَا *** وَقَدْ نُسِجَتْ أَكْفَانُهَ وَهُوَ لَا تَدْرِي
“Betapa banyak mempelai wanita yang dihias untuk dipersembahkan untuk mempelai laki-laki, ternyata kain kafannya sementara disiapkan sedang dia tidak menyadari.”
Para hadirin yang dirahmati oleh Allah ﷻ. Oleh karena itu, yakinilah bahwa kematian itu pasti, dan akan menghampiri setiap masing-masing di antara kita.
بَارَكَ اللهُ لِي فِي القُرْآنِ وَنَفْعَ اللهُ بِالْقُرْآنِ وَالسُّنَّةِ، أَقٌولُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَخَطِيئَةٍ فَأَسْتَغْفِرُهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشْهَدُ أَن لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيمًا لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ، أَللَّهُمَّ صَلِى عَلَيهِ وعَلَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَإِخْوَانِهِ
Para hadirin, sidang jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah ﷻ.
Ketahuilah bahwasanya kematian bukanlah tempat peristirahatan yang terakhir, bahkan kematian adalah awal dari kehidupan yang abadi. Akan tiba hari kiamat, hari yang sangat mengerikan, hari yang Allah ﷻ mengingatkan agar kita takut dengan hari tersebut, Allah ﷻ berfirman,
﴿يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ، يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُم بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ﴾
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya guncangan pada hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras.” (QS. Al-Haj: 1-2)
Allah ﷻ juga berfirman,
﴿إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا، وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا، وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا﴾
“Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: ‘Mengapa bumi (menjadi begini)?’.” (QS. Al-Zalzalah: 1-3)
Allah ﷻ juga berfirman,
﴿إِذَا السَّمَاءُ انفَطَرَتْ، وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انتَثَرَتْ، وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ، وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَتْ، عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ﴾
“Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan menjadikan meluap, dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya.” (QS. Al-Infithar: 1-5)
Kelak, manusia setelah dibangkitkan, maka akan dikumpulkan di padang mahsyar. Kata Allah ﷻ tentang padang mahsyar,
﴿يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ﴾
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (QS. Ibrahim: 48)
Nabi Muhammad ﷺ juga telah bersabda,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ تُحْشَرُونَ إِلَى اللهِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.”([2])
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ – أَوْ قَالَ: الْعِبَادُ – عُرَاةً غُرْلًا بُهْمًا، قَالَ: قُلْنَا: وَمَا بُهْمًا؟ قَالَ: لَيْسَ مَعَهُمْ شَيْءٌ
“Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat –atau bersabda dengan redaksi para hamba- dalam keadaan tidak berpakaian, tidak berkhitan, dan tidak buhman”. Lalu kami bertanya, ‘Apakah buhman itu?’ Beliau bersabda, ‘Tidak ada sesuatu pun yang kalian bawa’.”([3])
Kemudian Nabi Muhammad ﷺ membawakan firman Allah ﷻ,
﴿كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ﴾
“Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati, sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” (QS. Al-Anbiya’: 104)([4])
Hari ketika di padang mahsyar adalah hari yang sangat mengerikan, hari yang sangat dahsyat. Sampai-sampai Aisyah i bertanya kepada Nabi Muhammad ﷺ tentang manusia yang dikumpulkan dalam keadaan telanjang,
يَا رَسُولَ اللهِ النِّسَاءُ وَالرِّجَالُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ، قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا عَائِشَةُ الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ
“Wahai Rasulullah, wanita-wanita dan lelaki-lelaki dikumpulkan, semua saling melihat satu sama lain? Beliau menjawab, ‘Wahai Aisyah, permasalahannya lebih sulit dari saling melihat satu sama lain’.”([5])
Hari itu sangat mengerikan, matahari didekatkan dengan jarak satu mil dari ubun-ubun. Hari itu semua manusia mengingat segala apa yang pernah dia kerjakan selama di dunia. Allah ﷻ berfirman,
﴿يَتَذَكَّرُ الْإِنسَانُ مَا سَعَى﴾
“Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya.” (QS. An-Nazi’at: 35)
Semua kemaksiatan yang seseorang lupakan di dunia, maka dia akan ingat ketika di hari kiamat kelak. Maka dia pun akan ketakutan menanti persidangan Allah ﷻ, karena yang akan menyidangnya adalah Allah ﷻ, Rabb seluruh alam semesta, yang tidak ada satu pun yang tersembunyi dari-Nya, yang mengetahui sampai ke hati-hati manusia. Seluruh rahasia-rahasia pada hari itu akan terbongkar tanpa ada yang tertinggal.
Oleh karena itu, orang yang berbahagia kelak adalah orang yang banyak mengingat kematian saat ini. Dia sadar bahwasanya dia saat ini sedang menuju pintu kematian, cepat atau lambat dia akan menjumpai Allah ﷻ.
Para hadirin yang dirahmati oleh Allah ﷻ, sebagian ulama mengatakan bahwa barang siapa yang memperbanyak mengingat kematian, maka dia akan dimudahkan oleh Allah ﷻ pada tiga perkara. Tiga perkara tersebut adalah dia akan segera bertaubat, kemudian dia akan selalu kanaah dengan apa yang Allah ﷻ berikan, dan dia akan semangat untuk beribadah. Barang siapa yang meninggalkan mengingat kematian, maka dia pun akan dihinakan dengan tiga perkara yaitu; dia akan senantiasa menunda-nunda tobat, dia tidak rida dengan pemberian Allah ﷻ, dan dia akan bermalas-malasan dalam beribadah kepada Allah ﷻ.([6])
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتْ
اللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Footnote:
_____________
([1]) HR. Ibnu Majah No. 4258, Syekh al-Albani mengatakan hadis ini hasan shahih.
([3]) HR. Ahmad No. 16085, Syu’aib al-Arnauth mengatakan hadis ini sanadnya hasan.
([6]) Lihat: At-Tadzkirah Bi Ahwal al-Mauta Wa Umur al-Akhirah, karya Al-Qurthubi (hlm. 126).