Dahsyatnya Fitnah Wanita
(Khutbah Jumat)
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، ونعوذُ باللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، ومِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا، أَمَّا بَعْدُ
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهُدَى هدى مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عليهِ وَسلَّم، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِينَ، أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَد فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Sesungguhnya di antara fitnah yang berbahaya bagi laki-laki adalah fitnah wanita, bahkan dia adalah fitnah yang paling berbahaya. Hal ini sebagaimana telah diingatkan oleh Nabi Muhammad ﷺ dalam sabda beliau,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan suatu fitnah yang paling berbahaya bagi laki-laki sepeninggalku melebihi fitnah wanita.”([1])
Nabi Muhammad ﷺ juga bersabda,
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah telah menguasakannya kepadamu sekalian. Kemudian Allah menunggu (memperhatikan) apa yang kamu kerjakan (di dunia itu). Karena itu, takutlah pada fitnah dunia dan fitnah wanita, karena sesungguhnya sumber bencana Bani Israil adalah wanita.”([2])
Nabi Muhammad ﷺ dalam sabdanya ini telah mengingatkan bahwasanya dunia itu menipu dengan keindahannya dan manisnya fitnah-fitnah yang ada padanya. Kemudian, Nabi Muhammad ﷺ mengkhususkan bahwa di antara fitnah dunia tersebut adalah fitnah wanita, karena dia adalah fitnah yang paling berbahaya daripada fitnah dunia lainnya.
Hal ini mirip seperti sabda Nabi Muhammad ﷺ,
وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Dan barang siapa hijrahnya untuk memperoleh dunia atau seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.”([3])
Pada hadis ini, Nabi Muhammad ﷺ menjelaskan bahwasanya di antara hal yang bisa mengubah niat seseorang dalam ibadah yang agung yaitu hijrah adalah mencari dunia, dan bahkan Nabi Muhammad ﷺ mengkhususkan bahwa seseorang bisa berhijrah karena wanita.
Besar dan beratnya fitnah wanita bagi laki-laki ini juga ditandai dengan penyebutannya yang pertama dalam firman Allah ﷻ,
﴿زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ﴾
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali ‘Imran: 14)
Yang pertama kali Allah ﷻ sebutkan sebagai perhiasan dunia yang indah adalah wanita. Oleh karenanya, Ibnu Katsir ﷺ berkata mengomentari ayat ini,
فَبَدَأَ بِالنِّسَاءِ لِأَنَّ الْفِتْنَةَ بِهِنَّ أَشَدُّ
“Allah memulainya dengan menyebut wanita, karena fitnah yang ditimbulkan oleh wanita itu lebih berat (daripada yang lainnya).”([4])
Fitnah wanita lebih berat daripada fitnah harta, lebih berat daripada fitnah kendaraan mewah, lebih berat daripada fitnah jabatan. Betapa banyak orang yang kuat dan tidak tergoda dengan fitnah jabatan, tidak bisa digoda dengan harta yang melimpah ruah, tapi dia jatuh tersungkur tatkala dia digoda dengan fitnah wanita.
Terlebih lagi ketika Nabi Muhammad ﷺ telah mengabarkan bahwa lelaki itu sangat lemah di hadapan para wanita. Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ، أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الحَازِمِ، مِنْ إِحْدَاكُنَّ، يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat menggoyangkan laki-laki yang teguh selain salah satu di antara kalian wahai wanita.”([5])
Allah ﷻ juga telah berfirman,
﴿وَخُلِقَ الْإِنسَانُ ضَعِيفًا﴾
“Dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An-Nisa’: 28)
Sufyan ats-Tsauri ﷺ menjelaskan ayat ini bahwa maksudnya adalah laki-laki lemah di hadapan para wanita. Dia berkata,
الْمَرْأَةُ تَمُرُّ بِالرَّجُلِ فَلَا يَمْلِكُ نَفْسَهُ عَنِ النَّظَرَ إِلَيْهَا وَلَا يَنْتَفَعُ بِهَا فَأَيُّ شَيْءٍ أَضْعَفُ مِنْ هَذَا؟
“Seorang wanita lewat di hadapan seorang laki-laki, dan laki-laki tersebut tidak mampu untuk menundukkan pandangannya dari melihat wanita tersebut, (dia pun melihat) dan dia tidak mendapat manfaat dari melihatnya. Maka kelemahan apa yang lebih lemah daripada ini?”([6])
Ma’asyiral muslimin yang dirahmati oleh Allah ﷻ.
Fitnah wanita semakin berbahaya ketika para wanita benar-benar dijadikan oleh setan sebagai jerat untuk menggelincirkan para lelaki. Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad ﷺ telah bersabda,
المَرْأَةُ عَوْرَةٌ، فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki.”([7])
Nabi Muhammad ﷺ juga telah bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ
“Sesungguhnya wanita itu datang dan pergi dalam bentuk setan.”([8])
Maksudnya adalah wanita senantiasa dihiasi oleh setan, sehingga tampilnya mereka di hadapan para laki-laki menimbulkan syahwat bagi para lelaki, baik ketika mereka datang ataupun berbalik.
Ini semua mengingatkan kita tentang bahayanya wanita. Oleh karenanya, hendaknya setiap dari kita bertakwa kepada Allah ﷻ, jangan mencoba-coba bermain api dalam perkara wanita, karena di situlah titik kelemahan para lelaki. Laki-laki tatkala digoda dengan harta dan jabatan mungkin bisa kuat, tapi bisa jadi ketika digoda dengan fitnah wanita menjadi lemah.
Ketahuilah bahwasanya setan tahu betul kelemahan laki-laki seperti ini. Terlebih lagi setan telah berjanji untuk menghiasi kemaksiatan. Kata setan di hadapan Allah ﷻ,
﴿رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ﴾
“Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS. Al-Hijr: 39)
أَقٌولُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَخَطِيئَةٍ فَأَسْتَغْفِرُهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشْهَدُ أَن لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيمًا لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ، أَللَّهُمَّ صَلِى عَلَيهِ وعَلَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَإِخْوَانِهِ
Ma’syiral muslimin, zaman sekarang tidaklah sama dengan zaman dahulu. Jika zaman dahulu seseorang hanya tetap di rumahnya agar terhindar dari fitnah wanita. Adapun zaman sekarang, seseorang sangat susah untuk bisa terhindar dari fitnah wanita, karena di dalam rumahnya pun fitnah itu dibawa-bawa di dalam handphone dan di layar televisi kita.
Kondisi zaman sekarang ini semakin berat. Oleh karenanya, tidak ada jalan lain bagi para lelaki untuk terhindar dari fitnah para wanita kecuali dengan senantiasa berusaha menundukkan pandangan. Sesungguhnya, di antara dosa yang Allah ﷻ ingatkan dalam Al-Qur’an, meskipun diremehkan oleh sebagian kaum muslim adalah dosa mengumbar pandangan. Allah ﷻ memerintahkan kita untuk secara khusus bertobat dari dosa pandangan tersebut. Allah ﷻ berfirman,
﴿قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ﴾
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’.” (QS. An-Nur: 30)
Kemudian di akhir perintah menundukkan pandangan ini Allah ﷻ berfirman,
﴿وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾
“Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung’.” (QS. An-Nur: 31)
Kedua ayat ini menunjukkan bahwasanya mengumbar pandangan adalah dosa yang kita harus bertobat darinya.
Ma’asyiral muslimin yang dirahmati oleh Allah ﷻ.
Perintah menundukkan pandangan pada ayat ini tidak ditujukan kepada orang-orang kafir maupun orang-orang munafik, melainkan ditujukan kepada orang-orang yang beriman, ditujukan kepada orang-orang yang yakin akan adanya hari pembalasan, ditujukan kepada orang-orang yang yakin bahwasanya seluruh gerak-geriknya dicatat oleh para malaikat, ditujukan kepada orang-orang yang yakin bahwasanya apa yang ada di dalam hati pun akan dicatat, sebagaimana firman Allah ﷻ,
﴿يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ﴾
“Dia (Allah) mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Ghafir: 19)
Untuk apa Allah ﷻ mengingatkan kaum mukminin untuk menundukkan pandangan? Yaitu sebagaimana firman Allah ﷻ,
﴿ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ﴾
“Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur: 30)
Yaitu maksudnya agar mereka bisa lebih mulia di sisi Allah ﷻ, agar hati mereka bisa lebih khusyuk tatkala membaca Al-Qur’an, lebih khusyuk tatkala melaksanakan salat. Terlebih lagi Nabi Muhammad ﷺ telah bersabda,
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللهِ إِلَّا أَعْطَاكَ اللهُ خَيْرًا مِنْهُ
“Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah melainkan Allah akan mengganti dengan sesuatu yang lebih baik darinya untukmu.”([9])
Ketika seseorang meninggalkan untuk memandang sesuatu yang haram baginya karena Allah ﷻ, maka Allah ﷻ akan ganti dengan yang lebih baik berupa cahaya iman di dalam hatinya, berupa kekhusyukan di dalam hatinya, dan justru mendapatkan pahala yang sangat besar. Adapun seseorang yang mengumbar pandangan dan syahwatnya, maka Allah ﷻ akan cabut kelezatan dalam dirinya, rumah tangganya akan hambar, kebahagiaan akan dicabut dari rumah tangganya, dan tentu dia akan mendapatkan dosa.
Sungguh, ketika Allah ﷻ telah mengatakan bahwa Dia mengetahui apa yang ada di dalam hati seseorang, maka tentu Allah ﷻ lebih tahu tentang apa yang seseorang lihat. Bisa jadi dua orang yang saling berbicara secara langsung tidak mengetahui apa yang diperhatikan oleh lawan bicaranya, namun Allah ﷻ tahu ke mana mata orang tersebut melirik. Sungguh, Allah ﷻ Maha Tahu apa yang dia lihat dengan matanya sebelum dia mengedipkan matanya. Maka merugilah orang yang diketahui oleh Allah ﷻ bahwa matanya melihat wanita-wanita yang haram untuk dia lihat.
Ma’asyiral muslimin yang dirahmati oleh Allah ﷻ.
Oleh karena itu, hendaknya kita berjuang untuk senantiasa bertakwa kepada Allah ﷻ. Ketika kita telah terlanjur terjerumus dalam dosa-dosa ini, maka bersegeralah untuk bertobat kepada Allah ﷻ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتْ
اللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّاتِنَا، أَبَدًا مَا أَحْيَيْتَنَا
اللَّهُمَّ نَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ أَسْمَاعِنَا، وَشَرِّ أَبْصَارِنَا
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Footnote:
__________
([4]) Tafsir Ibnu Katsir (2/19).
([6]) Dzamm al-Hawa’ (hlm. 89).
([9]) HR. Ahmad No. 20739, Syu’aib al-Arnauth mengatakan sanad hadis ini sahih, dan Syekh al-Albani juga mengatakan sanadnya sahih berdasarkan syarat Imam Muslim dalam Silsilah adh-Dha’ifah (1/62).