Asmaul Husna
As-Salam (السَّلَامُ)
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa As-Salam itu nama Allah ﷻ adalah:
- Firman Allah ﷻ,
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ
“Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maharaja Yang Maha suci, Yang Maha selamat.” (QS. Al-Hasyr: 23)
- Nabi ﷺ bersabda,
لا تَقُوْلُوْا السَّلامُ علَى اللَّهِ فَإنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلَامُ
“Janganlah kalian mengucapkan, “keselamatan bagi Allah”, karena sesungguhnya Allah adalah Maha pemberi keselamatan.”[1]
Makna As-Salam (السَّلَامُ) secara umum ada dua makna, yaitu Maha selamat dan Maha pemberi keselamatan kepada hamba-hamba-Nya. Makna yang menjadi fokus pembahasan di sini adalah Allah ﷻ adalah Maha selamat.
Pertama: Makna As-Salam (السَّلَامُ) adalah Maha selamat
Makna As-Salam mencakup As-Subbuh dan Al-Quddus, namun As-Salam maknanya lebih fokus kepada keselamatan Allah ﷻ dari aib-aib yang diduga akan ada di masa mendatang. Jadi As-Subbuh dan Al-Quddus seakan-akan hanya berkaitan dengan sekarang dan masa lampau, adapun As-Salam maka membawa makna kepada masa depan, dalam artian Allah ﷻ akan selamat selama-lamanya dari segala kekurangan dan keburukan.
Ibnul Qayyim rahimahullah ketika membahas tentang makna nama Allah ﷻ As-Salam, beliau rahimahullah berkata,
إِذَا نَظَرْتَ إِلَى أَفْرَادِ صِفَاتِ كَمَالِهِ وَجَدْتَ كُلَّ صِفَةٍ سَلَامًا مِمَّا يُضَادُ كَمَالَهَا
“Jika engkau memperhatikan setiap sifat-sifat Allah ﷻ yang sempurna, maka engkau akan dapati bahwa setiap sifat Allah ﷻ selalu selamat dari hal yang bertentangan dari sifat tersebut.”[2]
Ibnul Qayyim rahimahullah kemudian memberikan contoh dari perkataan beliau di atas.
- Sifat Maha hidup Allah ﷻ selamat dari kematian, kantuk, tidur, dan semisalnya.
- Sifat Maha kuasa Allah ﷻ (القَدِيْرُ) selamat dari capek, letih, dan semisalnya.
- Sifat Maha ilmu Allah ﷻ (العَلِيْمُ) selamat dari lupa, lalai, perlu diingatkan, dan semisalnya.
- Takdir Allah ﷻ selamat dari tidak hikmah, kezaliman, main-main, dan semisalnya.
- Allah ﷻ Maha memaafkan bukan karena lemah atau membutuhkan, tetapi karena kasih sayang dan kebaikan yang luar biasa yang dimiliki Allah ﷻ.
- Kemarahan Allah ﷻ bukan karena Allah ﷻ butuh untuk balas dendam, tetapi Allah ﷻ marah untuk keadilan.[3]
Masih banyak contoh lain yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah. Akan tetapi pada intinya Ibnul Qayyim ingin menjelaskan bahwa makna As-Salam menunjukkan bahwa setiap sifat-sifat Allah ﷻ itu selamat dari lawannya yang bisa mencoreng kesempurnaan sifat-sifat tersebut.
Kedua: Makna As-Salam (السَّلَامُ) adalah Maha pemberi keselamatan
Maksud dari Allah ﷻ Maha pemberi keselamatan adalah Allah ﷻ pemberi keselamatan bagi hamba-hamba-Nya. Allah ﷻ berfirman,
سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
“Keselamatan bagi Ibrahim ‘alaihissalam.” (QS. Ash-Shaffat: 109)
Allah ﷻ juga berfirman,
سَلَامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ
“Keselamatan bagi Ilyas.” (QS. Ash-Shaffat: 130)
Ayat-ayat seperti ini banyak tercantum di dalam Al-Qur’an.
Di antara hal yang menunjukkan bahwa Allah ﷻ adalah Maha pemberi keselamatan adalah Allah ﷻ memberikan surga kepada hamba-hambanya. Oleh karenanya surga disebut dengan Dar As-Salam (rumah keselamatan), sebab orang yang masuk surga akan selamat dari segala kekurangan, seperti sedih, marah, jengkel, cemburu, khawatir dan semisalnya.
Di antara juga hal yang menunjukkan bahwa Allah ﷻ adalah Maha pemberi keselamatan adalah disyariatkannya mengucapkan “Assalamu ‘alaikum” kepada sesama muslim. Ucapan “Assalamu ‘alaikum” artinya meminta keselamatan kepada Allah untuk orang yang sedang disalami.
Footnote:
______
[1] HR. Bukhari No. 835.
[2] Badai’ Al-Fawaid (2/135)
[3] Lihat: Badai’ Al-Fawaid (2/135)