Hadits 9
Dzikir yang Paling Disukai Allah
وَعَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم: أَحَبُّ اَلْكَلَامِ إِلَى اَللَّهِ أَرْبَعٌ لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ سُبْحَانَ اَللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ. أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
“Dari Samurah Ibnu Jundub radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Ucapan yang paling disukai Allah itu empat engkau boleh memulainya dengan kalimat mana saja yaitu (artinya = Maha Suci Allah segala puji milik Allah tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar).” ([1])
Dari lafalأَحَبُّ اَلْكَلَامِ إِلَى اَللَّهِ disimpulkan bahwa Allah memiliki sifat mencintai sebagaimana Allah juga dicintai, dan inilah akidah Ahlusunah wal Jamaah. Hal ini didukung dengan banyaknya ayat-ayat dan hadits Nabi.
Allah bisa mencintai amalan saleh seperti empat kalimat pada hadits Samurah di atas. Allah mencintai sebagian hamba-Nya seperti Allah mencintai wali-wali-Nya. Allah mencintai tempat-tempat tertentu seperti Allah mencintai masjid. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ
“Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya.” ([2])
لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ أَوْ لَيَأْخُذَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلًا يُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ
“Aku akan memberikan bendera komando perang ini kepada seorang laki-laki”, atau “Bendera ini akan diambil besok pagi oleh seorang laki-laki yang Allah dan Rasul-Nya mencintainya.” ([3])
أَحَبُّ البِلادِ إلَى اللهِ مَسَاجِدُهَا
“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya.” ([4])
Adapun ahli bid’ah meyakini bahwasanya Allah tidak memiliki sifat mencintai. Lafal mencintai Allah yang ada di dalam Al-Quran dan hadits ditakwil ke makna keinginan untuk memberikan pahala.
Kemudian maksud dari “perkataan yang paling Allah cintai” di sini adalah perkataan manusia karena tentu ada perkataan yang lebih mulia dan lebih dicintai dari kalam manusia yaitu kalamullah Al-Quran.
Lalu Nabi menyebutkan bahwa ada empat perkataan yang paling dicintai oleh Allah. Ini metode yang sering digunakan oleh Nabi ketika menyampaikan pengajaran kepada para sahabat yaitu menyebutkan bilangan agar mudah diingat dan diperhatikan. Seperti sabda Nabi,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, imam yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, seorang yang hatinya bergantung ke masjid, dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allah’, seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya, serta seseorang yang berzikirkepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” ([5])
ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ
“Ada 3 golongan (manusia) yang Allah tak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat, tak mensucikan mereka, dan bagi mereka siksa yang sangat pedih, yaitu orang tua yang berzina, raja yang pendusta (pembohong), orang miskin yang sombong.” ([6])
Kemudian Nabi menjelaskan bahwa tidak mengapa zikir dimulai dengan yang mana saja, bisa dimulai dengan kalimat subhanallah, bisa dimulai dengan kalimat alhamdulillah, atau kalimat yang lainnya.
Footnote:
__________