Hadits 8
Dzikir yang Mengandung al-baqiyat ash-shalihat
وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم: اَلْبَاقِيَاتُ اَلصَّالِحَاتُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَسُبْحَانَ اَللَّهِ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاَللَّهِ. أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
“Dari Abu Said al-Khudry Radhiallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Bacaan yang kekal dan baik ialah (artinya = Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Maha Suci Allah Allah Maha Besar segala puji milik Allah tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan kehendak Allah).” ([1])
Kalimat al-baqiyat ash-shalihat datang dalam Al-Quran. Allah berfirman,
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” ([2])
Hadits dari Nabi di atas tadi merupakan tafsiran dari kalimat al-baqiyat ash-shalihat yang disebutkan oleh Allah di dalam ayat Al-Quran di atas. Dan ini adalah penerapan dari salah satu cara menafsirkan Al-Quran yaitu dengan hadits Nabi. Sehingga salah satu makna al-baqiyat ash-shalihat adalah lima kalimat yang disebutkan oleh Nabi.
Lantas mengapa al-baqiyat ash-shalihat bisa lebih baik dari harta dan anak-anak? Para ulama menyebutkan setidaknya tiga sebab, di antaranya:
Pertama, karena al-baqiyat ash-shalihat semua orang bisa meraihnya dan mengamalkannya. Adapun harta dan anak-anak belum tentu semua orang bisa mendapatkannya.
Kedua, karena al-baqiyat ash-shalihat itu abadi sedangkan harta dan anak-anak tidak bisa abadi dan terus menerus bersamanya. Bisa jadi dia yang meninggalkan harta dan anak-anaknya atau harta dan anak-anaknya yang meninggalkannya. Adapun al-baqiyat ash-shalihat tidak akan meninggalkannya dan selalu bersamanya hingga ke dalam kuburnya.
Ketiga, karena al-baqiyat ash-shalihat ganjaran kenikmatannya sempurna sedangkan harta dan anak-anak kenikmatannya terbatas.
Tidak dipungkiri bahwasanya memiliki harta dan anak-anak itu adalah kenikmatan tersendiri dan merupakan salah satu perhiasan dunia sebagaimana yang dikatakan oleh Allah pada ayat di atas. Manusia boleh menikmatinya, hanya saja hendaknya agar tidak meninggalkan al-baqiyat ash-shalihat yang lebih kekal untuk seorang hamba.
Makna-Makna al-baqiyat ash-shalihat
لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ yaitu tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata;
سُبْحَانَ اَللَّهِ yaitu Maha Suci Allah dari segala kekurangan dan aib;
الْحَمْدُ لِلَّهِ yaitu segala puji bagi Allah.
Pujian diberikan kepada Allah karena dua hal, yaitu:
Pertama, karena zat, sifat, dan perbuatan-Nya yang mulia.
Kedua, karena nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada makhluk-Nya.
الْ pada kataالْحَمْدُ dinamakan الِاسْتِغْرَاقِيَّةُ الْ yaitu segala bentuk pujian dan huruf lam pada لِلَّهِ dinamakan lam للِاسْتِحْقَاقِ yakni hanya Allah yang berhak mendapatkan segala bentuk pujian tersebut. Mungkin seorang manusia itu dipuji, tetapi dia hanya dipuji dari sebagian sisi saja. Boleh jadi dia dipuji dari kesabarannya saja atau dari perawakannya saja, itu pun semuanya pemberian dari Allah. Sedangkan Allah dipuji dari segala sisi, dari sisi Zat-Nya dan segala bentuk kesempurnaan-Nya.
اَللَّهُ أَكْبَرُ yaitu Allah Maha Besar
Allah Maha Besar dari dua sisi, yaitu:
Pertama, Maha Besar dari sisi sifat-sifat-Nya, semua sifat-Nya berada di atas kesempurnaan dan kemahaan-Nya.
Kedua, dari sisi Zat-Nya, tidak ada yang menandingi kebesaran Allah. Bahkan pada hari kiamat kelak langit dilipat oleh Allah dan bumi berada di genggaman-Nya. Allah berfirman,
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” ([3])
لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاَللَّهِ yaitu tiada daya dan upaya melainkan pertolongan Allah semata. Akan datang penjelasannya lebih rinci pada hadits berikutnya.
Footnote:
___________
([1]) HR. An-Nasai No. 1617. Hadits sahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.