Hadits 33
Suka Melaknat
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ إِنَّ اللَّعَّانِينَ لَا يَكُونُونَ شُهَدَاءَ، وَلَا شُفَعَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abud Darda’ radhiyallahu ‘anhu, aku mendengar Rasulullah ﷺbersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang suka melaknat, tidak akan menjadi pemberi syafaat dan tidak akan menjadi saksi pada hari kiamat kelak.” ([1])
Makna Hadits
Kita mengetahui bahwasanya seorang mukmin pada hari kiamat bisa memberikan syafaat. Seperti dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah ﷺbersabda,
لِلشَّهيْدِ عِنْدَ اللهِ سِتُ خِصَالٍ … وِيُشَفَّعُ في سَبْعِيْنَ إِنْسَاناَ مِنْ أَقَارِبِهِ
“Bagi seseorang yang gugur syahid di sisi Allah (dikaruniakan) ada 6 perkara, yaitu … (salah satunya) akan diberi syafaat 70 daripada ahli keluarganya yang terdekat.” ([2])
Bisa jadi diantara keluarganya bisa jadi seharusnya masuk neraka tetapi tidak jadi karena syafaatnya, atau karena syafaatnya keluarganya terangkat derajatnya menjadi lebih tinggi daripada seharusnya. Sementara orang-orang yang suka melaknat akan hilang darinya kemuliaan untuk bisa memberi syafaat. Jika dia ingin memberi syafaat kepada keluarganya maka hal tersebut tidak akan tercapai pada hari kiamat karena selama di dunia dia suka melaknat.
Orang yang suka melaknat hakikatnya tidak memiliki rasa kasih sayang kepada sesama muslim. Seandainya dia sayang kepada sesama muslim niscaya dia tidak akan sembarangan dalam melaknat. Sehingga sifatnya tersebut mengantarkannya dihukum di hari kiamat dengan menjadikan syafaatnya tidak berlaku. Bahkan dia tidak akan bisa menjadi saksi bahwa para Rasul telah menyampaikan amanah, tidak bisa menjadi saksi bahwa para Rasul telah berdakwah sebagaimana seharusnya. Padahal menjadi saksi bagi para Rasul adalah salah satu bentuk kemuliaan. Namun kemuliaan tersebut akan dicabut dari orang-orang yang suka melaknat selama hidup di dunia.
Footnote:
_________