Hadits 35
Berdusta Untuk Membuat Orang Lain Tertawa
عَنْ بَهْزِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ، وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
Dari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah ﷺbersabda, “Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” ([1])
Makna Hadits
Hadits ini menjelaskan tentang tercelanya dusta. Rasulullah ﷺjuga bersabda,
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
“Jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (pembohong).” ([2])
Perkataan dusta tidak boleh dalam segala hal, bahkan dalam suasana bercanda. Rasulullah ﷺ juga bersabda,
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ، وَإِنْ كَانَ مَازِحًا
“Aku menjamin istana di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan meskipun dia bercanda. ” ([3])
Bercanda tidaklah terlarang dengan syarat tidak mengandung unsur kedustaan. Rasulullah ﷺjuga mencandai para sahabatnya, sebagaimana para sahabat mengatakan,
يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ تُدَاعِبُنَا، قَالَ إِنِّي لَا أَقُولُ إِلَّا حَقًّا
“Ya Rasulullah, engkau mencandai kami? Rasulullah ﷺberkata: Benar, namun aku tidak bercanda kecuali dengan perkataan yang benar.” ([4])
Membuat orang tertawa jika dilakukan hanya sesekali tidaklah mengapa, akan tetapi mengemasnya dengan cerita yang palsu dalam rangka untuk membuat orang lain tertawa maka hal ini merupakan kecelakaan baginya karena dia telah mengumpulkan dua keburukan sekaligus. Keburukan pertama adalah dia berdusta sehingga dengan itu dia mendapatkan dosa dan keburukan kedua adalah membuat orang tertawa terbahak-bahak yang dapat mematikan hati. Rasulullah ﷺbersabda,
لاَ تُكْثِرُ الضَّحَكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحَكِ تُمِيْتُ القَلْبَ
“Janganlah banyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati.” ([5])
Dia telah mematikan hati orang lain karena membuatnya tertawa berlebih-lebihan. Sehingga orang tersebut susah untuk menangis, susah khusyuk di dalam shalatnya, dan susah untuk terenyuh ketika membaca Al-Quran disebabkan banyak tertawa. Sesungguhnya tertawa itu bukan merupakan tanda kebahagiaan, sehingga hendaknya kita tidak terlalu sering tertawa karena hal tersebut dapat mematikan hati.
Dengan sebab orang ini mengumpulkan dua keburukan maka dia diancam oleh Nabi ﷺdengan ancaman sebanyak tiga kali. Sebagian ulama menafsirkan وَيْلٌ (wail) sebagai salah satu lembah di neraka Jahanam, sehingga celaan ini bermakna, “neraka baginya, neraka baginya, neraka baginya.”
Footnote:
________
([1]) HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 2315 dihasankan oleh Al-Albani
([3]) HR Abu Dawud no. 4800 dihasankan oleh Al-Albani