Doa memohon lisan yang jujur
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ، وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ، وَأَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ حُسْنَ عِبَادَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا، وَأَسْأَلُكَ لِسَانًا صَادِقًا، وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ
Allaahumma innii as’alukats tsabaata fil amri wal ‘aziimati ‘alar rusydi, wa as’aluka syukra ni’matika wa husna ‘ibaadatik, wa as’aluka qalban saliiman wa lisaanan shaadiqan, wa as’aluka min khairi maa ta’lam, wa a’uudzu bika min syarri maa ta’lam, wa astaghfiruka limaa ta’lam, innaka anta ‘allaamul ghuyuub
“Ya Allah, aku minta kepada-Mu keteguhan dalam perkara dan tekad kuat di atas kebenaran, aku minta kepada-Mu (agar aku) mensyukuri nikmat-Mu dan baik dalam beribadah kepada-Mu, aku minta kepada-Mu hati yang selamat dan lisan yang jujur, aku minta kepada-Mu semua kebaikan yang Engkau ketahui dan aku berlindung kepada-Mu dari semua kejelekan yang engkau ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap dosa yang Engkau ketahui, sesungguhnya Engkau Maha mengetahui yang ghaib.” ([1])
_____________________________________
([1]) HR. Ahmad no. 17114, dikatakan oleh Syu’aib Al-Arnauth hadits ini hasan dengan beberapa jalur lainnya.
Maksud dari “keteguhan dalam perkara” adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara agama. (lihat: Mirqootul Mafaatiih Syarhu Misykaatul Mashoobiih 2/758)
Dan maksud dari hati yang selamat sebagaimana yang dijelaskan oleh At-Thiby: yaitu selamat dari akidah-akidah yang rusak dan hati yang condong kepada syahwat, karena ini merupakan penyakit hati, dan sehatnya hati yaitu dengan ilmu dan akhlak yang mulia. Atau yang dimaksud dengan hati yang selamat adalah hati yang selamat dari rasa dengki, curang, dendam, dan segala sifat yang buruk. Atau hati yang tunduk kepada perintah tuannya dan kosong dari selainnya (lihat: Mirqootul Mafaatiih Syarhu Misykaatul Mashoobiih 2/758)