Doa memohon ampunan disertai rahmat
Pertama
رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ
“Robbanaa, aamannaa, fagh-fir lanaa warhamnaa, wa anta khoirur-roohimiin.”
“Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik. (QS. Al Mu’minun [23]: 109) ([1])
Kedua
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ
“Robbigh-fir warham, wa anta khoirur-roohimiin.”
“Ya Tuhanku, berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik.” (QS. Al Mu’minun [23]: 118) ([2])
Ketiga
(Doa Nabi Adam a.s)
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Robbanaa zholamnaa anfusanaa, wa in lam tagh-fir lanaa wa tarhamnaa, lanakuunanna minal khoosiriin.”
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf [7]: 23) ([3])
Keempat
أَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۖ وَأَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ
anta waliyyunā fagfir lanā war-ḥamnā wa anta khairul-gāfirīn : Waktub lana fī hāżihid-dun-yā ḥasanataw wa fil-ākhirati innā hudnā ilaīk
“Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya”. Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau.” (QS. Al-A’raf: 155-156) ([4])
Kelima
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ([5])، وَارْحَمْنِيْ([6])، وَاهْدِنِيْ([7])، وَعَافِنِيْ، وَارْزُقْنِيْ([8])
“Allaahummagh-fir lii, warhamnii, wahdinii, wa ‘aafinii, warzuqnii.”
“Ya Allah, ampunilah aku, berikanlah rahmat kepadaku, berilah petunjuk kepadaku, selamatkanlah aku (dari segala penyakit, baik yang tampak ataupun tidak tampak) dan berilah rezeki kepadaku.”([9])
Keenam
(Doa memohon ampunan, rahmat, keselamatan, dan rizki)
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ، وَارْحَمْنِيْ، وَعَافِنِيْ، وَارْزُقْنِيْ
“Allaahummagh-fir lii, warhamnii, wa ‘aafinii, warzuqnii.”
“Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, selamatkanlah aku (dari penyakit dan dari apa yang tidak kuinginkan) dan berilah rezeki kepadaku.”([10])
Ketujuh
Doa memohon ampun, teguh pendirian, dan pertolongan kepada orang kafir
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Robbanagh-fir lanaa dzunuubanaa, wa isroofanaa fii amrinaa, wa tsabbit aqdaamanaa, wan-shurnaa ‘alal qoumil kaafiriin.”
“Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami, dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Ali Imran [3]: 147)
Kedelapan
Doa memohon ampunan dari segala bentuk dosa
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ خَطِيْئَتِيْ([11]) وَجَهْلِيْ([12])، وَإِسْرَافِيْ فِي أَمْرِيْ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ([13]). اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ جَدِّيْ وَهَزْلِيْ([14])، وَخَطَئِيْ وَعَمْدِيْ([15])، وَكُلُّ ذَالِكَ عِنْدِيْ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ([16]) وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Allaahummagh-fir lii khothii-atii wa jahlii, wa isroofii fii amrii, wa maa anta a’lamu bihi minnii. Allaahummagh-fir lii jaddii wa hazlii, wa khoto-ii wa ‘amdii, wa kullu dzaalika ‘indii. Allaahummagh-fir lii maa qoddamtu wa maa akh-khortu, wa maa asrortu wa maa a’lantu, wa maa anta a’lamu bihi minnii. Antal muqoddimu wa antal mu-akh-khiru, wa anta ‘alaa kulli syai-in qodiir.”
“Ya Allah, ampunilah kesalahanku dan kebodohanku, berlebih-lebihan dalam perkaraku, dan apa yang Engkau lebih mengetahui dari diriku. Ya Allah, ampunilah aku dalam kesungguhanku dan kelalaianku, kesalahanku dan kesengajaanku, dan semua itu berasal dari sisiku. Ya Allah, ampunilah aku dari dosa yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan, dan dosa yang Engkau lebih mengetahuinya dari pada aku. Engkaulah Yang Maha Mendahulukan dan Yang Mengakhirkan, dan Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”([17])
Kesembilan
Doa memohon ampunan dari segala bentuk dosa
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ كُلَّهُ دِقَّهُ وَجَلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
Allaahummaghfir lii dzanbii kullahuu diqquhu wa jallah, wa awwalahu wa aakhirah, wa ‘alaaniyatahu wa sirrahu
“Ya Allah, ampunilah semua dosaku; yang sedikit dan yang banyak, yang pertama dan yang terakhir, dan yang terang-terang dan yang sembunyi”([18]).
Kesepuluh
Doa memohon ampunan dan perlindungan dari neraka
رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Robbanaa innanaa aamannaa, fagh-fir lanaa dzunuubanaa, wa qinaa ‘adzaaban-naar.”
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami, dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran [3]: 16) ([19])
Kesebelas
Doa agar diampuni dan tidak dihinakan pada hari kiamat
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ
“Robbanaa innanaa sami’naa munaadiyan yunaadii lil iimaani an aaminuu birobbikum, fa-aamannaa, robbanaa fagh-fir lanaa dzunuubanaa, wa kaffir ‘annaa sayyi-aatinaa, wa tawaffanaa ma’al abroor, robbanaa wa aatinaa maa wa ‘adtanaa ‘alaa rusulika, wa laa tukh-zinaa yaumal qiyaamah, innaka laa tukh-liful mii’aad.”
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami, dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (QS. Ali Imran [3]: 193-194)([20]) ([21])
_____________________________________________
([1]) Disebutkan oleh Al-Qurthuby bahwa orang yang mengucapkan doa ini adalah sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Bilal, Khobbab dan Shuhaib yang mereka adalah orang-orang lemah dari kaum muslimin. (lihat: Tafsir Al-Qurthubi 12/154)
([2]) Ini adalah doa yang Allah subhanahu wa ta’ala perintahkan kepada nabi-Nya untuk mengucapkannya agar umatnya mengikutinya. (lihat: Tafsir Al-Qurthubi 12/157)
([3]) Ini adalah doa Nabi Adam dan hawwa’ ketika mereka melakukan pelanggaran berupa memakan buah yang Allah subhanahu wa ta’ala larang kepada mereka berdua untuk memakannya namun oleh Iblis mereka berdua dirayu sehingga keduanya memakan buah dari pohon yang Allah subhanahu wa ta’ala larang, sehingga hilanglah cahaya yang tadinya menjadi penutup auratnya lalu mereka mencari dedaunan surga untuk menutupi aurat mereka, dan dikatakan daun yang menutupi mereka adalah daun Tin. Kemudian mereka berdua menyesal, mengakui kesalahan mereka, dan mereka bertobat lalu berdoa dengan doa ini. (Lihat: Tafsir Al-Qurthuby 7/180-181)
([4]) Ini adalah doa Nabi Musa ‘alaihis salam ketika kaumnya telah melakukan kesalahan dengan menyembah anak sapi, lalu ia memilih 70 orang terbaik dari kaumnya untuk memohonkan ampunan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas dosa-dosa mereka lalu Allah subhanahu wa ta’ala menjanjikan untuk mereka hadir pada waktu yang telah ditentukan, dan ketika mereka hadir mereka berkata untuk memperlihatkan Allah kepada mereka, maka Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan azab kepada mereka berupa gempa yang membinasakan mereka. Maka Nabi Musa berdoa dengan doa ini, meminta ampunan dan rahmat kepada Dzat yang sebaik-baiknya pemberi ampunan, meminta kebaikan di dunia maupun di akhirat dengan bertaubat kepada-Nya. (lihat: Tafsir As-Sa’dy hal: 304-305)
([5]) dari dosa dan kesalahanku
([6]) Rahmat dari-Mu dan bukan dari amalku atau rahmatilah aku dengan menerima amal ibadahku.
([7]) Tunjukilah aku untuk selalu beramal saleh atau teguhkanlah aku di atas agama yang benar
([8]) Berilah kami rezeki yang baik atau taufik dalam menjalankan ketaatan kepada-Mu atau derajat yang tinggi di surga.(Lihat: Mirqatul Mafatih Li ‘Ali Al-Qari 2/726)
([11]) Maknanya adalah الذَّنْبُ “dosa kecil” (lihat: Subulus salam Li Ash-Shan’aniy 2/715)
([12]) Maknanya adalah kejahilan dari hal yang wajib diketahui dan diamalkan (lihat: Mirqatul Mafatih Li Ali Al-Qari 5/1720)
([13]) Maksudnya adalah pengakuan seorang hamba akan luasnya ilmu Allah yang mencakup segala makhluk-Nya dan sebuah penetapan akan lemahnya dirinya dalam mengenal dirinya sendiri kepada Allah. Oleh karenanya sebagian ulama berkata :
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ
“Barang siapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Rabb-nya.” (lihat: Mirqatul Mafatih Li Ali Al-Qari 5/1720)
([14]) Maksud dari الْهَزْل adalah candaaan yang berupa hinaan atau perkara yang sia-sia. (lihat: Subulus salam Li Ash-Shan’aniy 2/715)
([15]) Maksudnya adalah kesengajaan dalam berbuat dosa (lihat: Mirqatul Mafatih Li Ali Al-Qari 5/1720)
([16]) Maksudnya adalah dengan taufik-Mu ya Allah, Engkau mendahulukan orang yang Engkau kehendaki untuk mendapatkan rahmat-Mu (lihat: Mirqatul Mafatih Li Ali Al-Qari 5/1721)
([17]) H.R. Bukhari no. 6398 dan Muslim no. 2719
Catatan: Terdapat perselisihan ulama tentang waktu diucapkannya doa ini. Namun, disebutkan di dalam Shahih Muslim dari bahwa Nabi membaca doa tersebut antara bacaan tasyahud dan salam. Wallahu a’lam. (lihat: Subulus salam Li Ash-Shan’aniy 2/715)
([19]) At-Thahir Ibnu ‘Asyur mengatakan bahwa doa ini diucapkan oleh orang-orang yang bertakwa yang disebutkan pada ayat sebelumnya yang mereka menundukkan diri mereka dari segala macam syahwat yang kemudian mereka mendapatkan berbagai macam kenikmatan berupa surga, istri-istri yang suci dan keridoan Allah. Dan beliau juga menyebutkan bahwasanya hendaknya orang yang berdoa untuk melakukan segala cara macam cara yang menjadikannya sebagai wasilah dari dikabulkannya doa dan menunjukkannya kepada ketakwaan, dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan memberikan balasan orang yang berdoa tanpa beramal. (lihat: At-Tahrir wa At-Tanwir 3/185)
([20]) Diantara hal yang disukai oleh para ulama adalah berdoa di dalam shalat (baik shalat fardu ataupun sunah) dengan doa-doa yang tertulis di dalam Al-Qur’an. Menurut sebagian ulama seperti halnya ketika seseorang berada di akhir shalat sebelum salam, hendaknya dia berdoa dengan doa-doa yang bersumber dari Al-Qur’an, diantaranya adalah doa ini. (Lihat: ‘Aunul Ma’bud Li Al-‘Adzim Abadi 3/98)
([21]) Ini adalah doanya Ulul Albab yaitu orang-orang yang menggunakan akalnya untuk berpikir tentang alam semesta yang menunjukkan akan keagungan Allah subhanahu wa ta’ala, agungnya kekuasaan-Nya, kesempurnaan dan seimbang ciptaan-Nya, kehebatan ciptaan-Nya, luas ilmu-Nya. Yang kemudian mereka berdoa dengan bertawassul dengan keimanan yang dianugerahkan kepada mereka yaitu beriman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam agar dosa-doa mereka diampuni dan dihapuskan kesalahan-kesalahan mereka. Karena kebaikan menghapuskan keburukan, dan orang yang dianugerahi keimanan maka dia akan diberikan keamanan yang sempurna. (lihat: Tafsir As-Sa’dy hal: 161)