92. ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا
ṡumma atba’a sababā
92. Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).
Tafsir :
Allah Subhanahu wa ta’ala kemudian kembali berfirman,
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا، حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا
“Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi), Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan.” (QS. Al-Kahfi: 92-93)
Para ulama menyebutkan bahwa jika sebelumnya Dzulqarnain berjalan ke arah timur dan barat, maka selanjutnya dia berjalan di daerah kekuasaannya dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyebutkan ke arah mana Dzulqarnain berjalan. Akhirnya tibalah dia di daerah kekuasaannya juga yang berada di antara dua gunung yang tinggi. Di balik gunung tersebut, dia mendapati satu kaum yang hampir-hampir tidak bisa memahami pembicaraan. Dalam qiraah yang lain
لَا يَكَادُونَ يُفْقِهُونَ قَوْلًا
“suatu kaum yang hampir tidak bisa membuat orang lain paham dengan perkataan mereka”. Para ulama mengatakan bahwa bisa jadi bahasa pembicaraan mereka berbeda dengan bahasa Dzulqarnain. Lantas bagaimana Dzulqarnain berbicara dengan mereka? Bisa jadi Allah mengilhamkan ilmu kepada Dzulqarnain sehingga dia mengerti bahasa mereka, atau Dzulqarnain memiliki penerjemah yang bisa menerjemahkan antara percakapan Dzulqarnain dengan mereka([1]). Tentunya semua hal itu mudah bagi Allah Subhanahu wa ta’ala, karena Dzulqarnain adalah seorang raja yang hebat, memiliki anak buah yang banyak dan daerah kekuasaan yang sangat luas, sehingga bisa jadi ada penerjemah atau Allah menjadikan ilmu bagi Dzulqarnain untuk bisa berbicara dengan mereka.
_______________
Footnote :