87. قَالَ أَمَّا مَن ظَلَمَ فَسَوْفَ نُعَذِّبُهُۥ ثُمَّ يُرَدُّ إِلَىٰ رَبِّهِۦ فَيُعَذِّبُهُۥ عَذَابًا نُّكْرًا
qāla ammā man ẓalama fa saufa nu’ażżibuhụ ṡumma yuraddu ilā rabbihī fa yu’ażżibuhụ ‘ażāban nukrā
87. Berkata Dzulkarnain: “Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya.
Tafsir :
Ternyata Dzulqarnain memilih jalan kedua, dia tidak langsung menyerang dan menyiksa mereka dengan kekuasaan yang besar dan dengan pasukan yang banyak, akan tetapi dia memulai dengan dakwah. Akhirnya Dzulqarnain pun mendakwahi mereka dan berkata bahwa siapa saja yang berbuat zalim akan kami serang, dan jika dia mati di dunia maka di akhirat dia akan mendapat siksaan yang lain yang lebih parah. Para ulama sepakat bahwa maksud zalim dalam ayat ini adalah kekufuran atau kesyirikan([1]). Dzulqornain menyatakan bahwa setelah mereka disiksa/dihukum di dunia dengan hukuman yang pantas bagi mereka menurut pandangan beliau, adapun di akhirat mereka akan dikembalikan kepada Allah. Allah akan menyiksa mereka dengan عَذَابًا نُكْرًا siksaan yang sangat keras. Hal ini karena siksaan di dunia tidak akan membersihkan dosa kesyirikan/kekafiran mereka, sehingga mereka tetap akan disiksa dengan siksaan yang lebih pedih di akhirat([2]). Jadi orang-orang yang berbuat kesyirikan di dunia akan disiksa dan di akhirat akan diazab dengan siksaan yang lebih berat, sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta’ala firmankan,
فَيُعَذِّبُهُ اللَّهُ الْعَذَابَ الْأَكْبَرَ
“maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar.” (QS. Al-Ghasyiyah: 24)
Ini menunjukkan bahwa Dzulqarnain adalah orang yang beriman dengan hari akhirat. Maka siapapun yang tidak taat kepada dakwahnya (tidak bertauhid kepada Allah) maka akan diserang oleh Dzulqarnain. Kemudian Dzulqarnain berkata kembali,
وَأَمَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُ جَزَاءً الْحُسْنَى وَسَنَقُولُ لَهُ مِنْ أَمْرِنَا يُسْرًا
“Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat (pahala) yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah-mudah.” (QS. Al-Kahfi: 88)
Yaitu orang yang beriman diantara mereka dan beramal shalih maka ia akan mendapat balasan الْحُسْنَى yaitu surga([3]), sebagaimana firman Allah:
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
“Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan mendapat al-Husna (surga) dan tambahan (yaitu melihat wajah Allah)” (QS Yunus : 26).
Selain itu Dzulqornain berkata kepada mereka
وَسَنَقُولُ لَهُ مِنْ أَمْرِنَا يُسْرًا
“dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah-mudah”. Yaitu kami akan berbuat baik kepadanya, berkata-kata lembut kepadanya, dan bermuamalah dengannya secara baik([4]).
Jadi Dzulqornain mengabarkan bahwa bagi mereka yang membangkang maka ada dua balasan, yaitu siksaan di dunia dan siksaan yang lebih berat di akhirat. Demikian juga bagi yang beriman dan beramal shalih juga mendapat dua balasan, yaitu di akhirat masuk surga dan di dunia mendapat perlakuan yang baik dari Dzulqornain([5]). Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyebutkan bagaimana kelanjutan dari kaumnya tersebut, intinya Dzulqarnain telah menawarkan kepada mereka dua pilihan tersebut.
Inilah dakwah Dzulqarnain kepada kaum kuffar yang dia dapati di ujung barat dunia ini, yaitu siapa saja yang tidak menerima dakwah tersebut maka akan diperangi dan yang menerima akan diperlakukan baik oleh Dzulqarnain.
_______________
Footnote :
([1]) Lihat Tafsir al-Bahr al-Muhith, Abu Hayyan 7/222
([2]) Lihat Tafsir Surah al-Kahfi, al-‘Utsaimin hal 128
([3]) Lihat Tafsir Ibnu ‘Athiyah 3/540
([4]) Lihat Tafsir as-Sa’di hal 485 dan Tafsir Surah al-Kahfi, al-‘Utsaimin hal 128-129