51. ۞ مَّآ أَشْهَدتُّهُمْ خَلْقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَا خَلْقَ أَنفُسِهِمْ وَمَا كُنتُ مُتَّخِذَ ٱلْمُضِلِّينَ عَضُدًا
mā asy-hattuhum khalqas-samāwāti wal-arḍi wa lā khalqa anfusihim wa mā kuntu muttakhiżal-muḍillīna ‘aḍudā
51. Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.
Tafsir :
Ayat ini dibawakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk menjelaskan ayat sebelumnya dimana Allah subhanahu wa ta’ala mencela orang-orang yang menjadikan Iblis dan keturunannya sebagai wali-wali,([1])
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ ۚ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kalian mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuh kalian? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Kahfi: 50)
Ini dikarenakan Iblis dan keturunannya tidak berhak untuk disembah. Mengapa mereka tidak berhak untuk disembah? Karena sebelum mereka diciptakan sudah ada langit dan bumi, sehingga Allah subhanahu wa ta’ala tidak pernah mempersaksikan kepada Iblis tentang penciptaan langit dan bumi. Seandainya Iblis sudah ada ketika penciptaan langit dan bumi maka masih ada kemungkinan Allah subhanahu wa ta’ala bekerja sama dengan Iblis dalam penciptaan langit dan bumi. Namun kenyataannya ketika Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan langit dan bumi Iblis tidak ada. Jadi Iblis tidak ikut serta dalam penciptaan langit dan bumi. Jangankan ikut serta dalam penciptaan langit dan bumi, menyaksikannya saja tidak. Oleh karenanya, ketika Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan langit dan bumi, Allah subhanahu wa ta’ala tidak pernah meminta tolong Iblis dan keturunannya, Allah subhanahu wa ta’ala juga tidak pernah bermusyawarah terlebih dahulu dengan Iblis dan keturunannya, dan Allah subhanahu wa ta’ala Maha Esa dalam menciptakan langit dan bumi. Oleh karenanya yang berhak disembah hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan Allah subhanahu wa ta’ala tidak memperlihatkan kepada Iblis bagaimana Dia menciptakan diri Iblis dan Iblis tidak tahu bagaimana dia diciptakan, maka lantas bagaimana mungkin dia pantas disembah([2])? Inilah maksud dari ayat ini seperti yang dikatakan oleh Thahir bin Asyur bahwasanya Allah subhanahu wa ta’ala berdalil dengan pengakuan orang-orang musyrikin terhadap rububiyyah Allah subhanahu wa ta’ala. Yaitu orang-orang musyrikin mengakui bahwasanya hanya Allah subhanahu wa ta’ala sendiri yang menciptakan langit dan bumi dan Iblis serta keturunannya tidak ikut serta dalam penciptaan langit dan bumi, oleh karenanya hanya Allah subhanahu wa ta’ala yang berhak untuk disembah.([3])
Pendalilan ini tidak hanya berlaku pada Iblis, akan tetapi bisa juga dijadikan dalil umum kepada siapa saja yang disembah selain Allah; baik nabi, malaikat, jin, apalagi hanya sekedar orang shalih. Mereka seluruhnya tidak pernah diperlihatkan oleh Allah tentang penciptaan mereka sendiri, dan sebagian mereka juga tidak menyaksikan penciptaan alam semesta, lantas bagaimana mereka bisa disembah?
Kemudian firman-Nya,
وَمَا كُنْتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّينَ عَضُدًا
“dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.”
Ini juga isyarat bahwasanya Iblis dan keturunannya adalah makhluk di bawah kekuasaan Allah subhanahu wa ta’ala dan mereka tidak berhak untuk disembah sama sekali.
______________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Ibnu ‘Athiyyah 3/523