32. ۞ وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا رَّجُلَيْنِ جَعَلْنَا لِأَحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِنْ أَعْنَٰبٍ وَحَفَفْنَٰهُمَا بِنَخْلٍ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمَا زَرْعًا
waḍrib lahum maṡalar rajulaini ja’alnā li`aḥadihimā jannataini min a’nābiw wa ḥafafnāhumā binakhliw wa ja’alnā bainahumā zar’ā
32. Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang.
Tafsir :
Ini adalah perumpamaan yang dibuat oleh Allah subhanahu wa ta’ala yang kemudian Allah perintahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk disampaikan kepada “mereka”. Sebagian Ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “mereka” adalah orang-orang musyrik Quraisy yang mensyaratkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang dijelaskan pada ayat-ayat sebelumnya bahwasanya mereka berkata: “Jika engkau (Nabi Muhammad) ingin kami (orang-orang kaya para pemuka Quraisy) beriman maka tinggalkanlah orang-orang miskin yang berada di sekitarmu!”([1]). Mereka bangga dengan kekayaan mereka dan mereka sombong sehingga Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberikan perumpamaan kepada mereka tentang apa itu kekayaan yang mereka banggakan.
Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwasanya kekayaan itu tidak abadi, kekayaan itu bisa saja sirna, dan semuanya itu akan kembali kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menceritakan kepada mereka orang-orang musyrik Quraisy tentang kisah dua orang, yang satunya beriman dan yang satunya lagi kafir. Banyak pendapat yang disebutkan dalam buku-buku tafsir tentang dua orang ini. Ada yang mengatakan mereka dari Bani Israil yang satu kafir dan yang satu beriman dan keduanya bersahabat. Ada yang mengatakan mereka kakak beradik, orang tua keduanya meninggal lalu mewariskan harta yang banyak, kemudian yang satu menggunakannya untuk berinfak di jalan Allah subhanahu wa ta’ala dan yang satunya lagi menggunakan harta warisan tersebut untuk dikembangkan kemudian mereka bertemu setelah sekian lama berpisah([2]). Terdapat pendapat-pendapat yang lain namun semuanya riwayat yang lemah. Oleh karenanya perumpamaan ini juga diperselisihkan oleh para Ahli Tafsir apakah perumpamaan ini hanya sekedar perumpamaan yang tidak pernah terjadi seperti ketika kita katakan: “Orang yang seperti ini kondisinya seperti orang yang telah jatuh lalu tertimpa tangga”. Kalimat “jatuh lalu tertimpa tangga” ini bukanlah kejadian yang benar-benar terjadi, namun ini hanyalah sekedar perumpamaan. Nah, para ulama dalam masalah ini berbeda pendapat, apakah perumpamaan ini benar-benar terjadi ataukah hanya kisah fiktif yang Allah subhanahu wa ta’ala buat untuk menggambarkan sesuatu? Yang di-rajih-kan oleh kebanyakan ulama tafsir bahwasanya perumpamaan ini pernah terjadi([3]), yaitu setelah Allah subhanahu wa ta’ala bercerita tentang Ashabul Kahfi, lalu Allah subhanahu wa ta’ala bercerita tentang dua orang ini. Siapa dua orang ini? Tidak ada dalil jelas yang menjelaskan siapa dua orang ini. Akan tetapi perumpamaan ini sangat jelas meskipun kita tidak mengetahui perinciannya; Siapakah dua orang ini? Di mana kebunnya? Kapan terjadinya? Karena tidak ada dalil tegas dan shohih yang menjelaskan semua ini. Lalu apakah perumpamaan tersebut? Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
مَثَلًا رَجُلَيْنِ جَعَلْنَا لِأَحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِنْ أَعْنَابٍ وَحَفَفْنَاهُمَا بِنَخْلٍ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمَا زَرْعًا
“sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang.”
Yaitu perumpamaan berupa dua orang lelaki yang salah satunya yaitu lelaki yang kafir memiliki harta yang sangat banyak yang diberi dua kebun yang besar berupa kebun anggur kemudian di sekelilingnya ada pohon-pohon kurma. Di antara dua kebun tersebut ada pohon-pohon buah yang lain selain anggur dan kurma. Ini menunjukkan bahwa kebun tersebut adalah kebun yang indah.
_______________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Ibnu ‘Athiyyah 3/515